Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Ketua Harian KONI Kabupaten Aceh Selatan, H Bestari Raden SPd, terpaksa menjual emas milik pribadi untuk menutupi hutang operasional organisasi, mengingat anggaran yang bersumber dari APBK hingga Oktober 2015 belum dicairkan.
"Hutang KONI Aceh Selatan sejak bulan Maret sampai Oktober 2015 sudah mencapai Rp50 juta. Menumpuknya hutang operasional tersebut disebabkan belum cairnya anggaran yang telah diplot dalam APBK oleh Pemkab Aceh Selatan," katanya di Tapaktuan, Jumat.
Ia menyatakan, dana KONI Tahun 2015 dianggarkan Rp 710 juta dan hingga saat ini masih tersisa lebih kurang Rp611 juta lebih setelah direaliasi sebesar Rp98 juta lebih untuk beberapa keperluan bulan lalu.
Dia menjelaskan, untuk menutupi hutang KONI Aceh Selatan ke berbagai pihak, dirinya terpaksa menyicil dari hasil menjual emas milik pribadi seberat delapan mayam (26,4 gram).
Hasil penjualan emas sebesar lebih kurang Rp13 juta lebih itu, kata Bestari, telah dia gunakan untuk membayar hutang yang sifatnya sangat mendesak.
"Inisiatif ini terpaksa dilakukan karena saya dan pengurus lainnya selama ini dikejar-kejar oleh penagih hutang. Kondisi ini akan berdampak kepada memburuknya nasib KONI Aceh Selatan dalam meningkatkan prestasi olahraga daerah," ucap Bestari Raden.
Berdasarkan penjelasan pihak Pemkab Aceh Selatan, kata Bestari, sisa dana KONI sejumlah yang disebutkan tersebut, baru bersedia direalisasikan setelah dilakukan pertemuan dengan 25 Pengurus Cabang Olahraga (Pengcab).
Menurut Bestari, pertemuan itu sudah dilaksanakan oleh pihaknya pada tanggal 3 Oktober 2015 bertepatan saat pelantikan Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI dan Persal Aceh Selatan serta pembukaan Turnamen Voli Ball Bupati Aceh Selatan CUP II.
"Untuk dana pembinaan 21 cabang olahraga dari 25 Pengcab yang ada di Aceh Selatan sudah dicairkan sesuai kebutuhan yang diperlukan. Sementara anggaran untuk KONI tidak dicairkan, bagaimana dengan kondisi keuangan KONI yang sudah didera hutang. Pemkab Aceh Selatan harus menanggapi serius persoalan ini agar tidak terjebak kehancuran," harap Bestari Raden.
Ia menginformasikan, kebutuhan operasional KONI hingga Oktober 2015 mencapai Rp103 juta lebih.
Bendahara KONI Aceh Selatan, H Abubakar SE membenarkan kas KONI saat ini sedang dalam keadaan kosong sehubungan belum direalisasikan anggaran tahun 2015 sebesar Rp710 juta. Namun pihaknya tidak mengetahui jika KONI Aceh Selatan terbelit hutang.
"Pemkab Aceh Selatan mengalokasikan dana KONI sebesar Rp710 juta untuk berbagai keperluan, termasuk pembinaan cabang olahraga. Sisa uang sebanyak Rp611 juta memang belum masuk ke rekening kita. Jika ditanya tentang hutang piutang, saya kurang tahu masalah itu, bisa jadi tersangkut hutang akibat beban operasional. Anggaran yang diploting Pemkab bukan saja untuk biaya operasional tetapi mencakup seluruh keperluan," terang Abubakar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendapatan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD) Aceh Selatan, Diva Samudera Putra SE ketika dihubungi menyatakan, tidak ada permasalahan dengan anggaran KONI sebab pihaknya tidak pernah mempersulit pencairan anggaran apapun sejauh sudah sesuai prosedural dan persyaratan.
"Khusus dana KONI Aceh Selatan tidak ada masalah apapun. Hanya mereka (Pengurus KONI-red) meminta melakukan rapat internal untuk menyinkronkan kebutuhan anggaran masing-masing cabang olahraga. Jika sudah dilaksanakan rapat, pengurus KONI tinggal membuat pengajuan pencairan ke DPKKD. Insya Allah, tagihan KONI segera diproses dan disalurkan ke rekening organisasi," kata Diva Samudera Putra.