Sri Kemala Nurly SE, adalah seorang legislator di Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Langsa periode 2014-2019 dari Partai Nasional Demokrat (NasDem). Ia merupakan satu dari dua orang perempuan yang berhasil meraih 25 kursi parlemen sebagai wakil rakyat hasil pemilihan umum legislatif 2014.
Wanita kelahiran Medan, 18 Agustus 1967 ini, memiliki tekad untuk konsisten memperjuangkan kesetaraan gender dalam setiap aspek pembangunan. Dia menyadari, menjadi politisi bukanlah hal mudah. Namun, semangat dan keluhurannya untuk mengangkat harkat dan martabat kaum hawa terus bergelora di sanubarinya.
''Awal saya tertarik sebagai politisi dengan mencalonkan diri sebagai anggota legistalif berbekal dari kepiluan atas rendahnya tingkat partisipasi perempuan dalam politik, pemerintah dan kebijakan publik,'' tutur Sri Kemala di Langsa, Rabu (16/12).
Diakuinya, selama ini masyarakat Kota Langsa perempuan di Kota Langsa masih belum mendapat kesempatan yang sama dengan pria dalam pesta demokrasi. Sikap pragmatis bahwa kodrat wanita menjadi ibu rumah tangga, membuat kaum hawa belum maksimal mewakili golongannya di parlemen sebagaimana amanat undang-undang yang menjamin keterwakilan 30 persen perempuan di DPR RI, DPR provinsi dan tingkat kabupaten/kota.
''DPRK Langsa periode 2009-2014 terdapat empat orang perempuan. 2014-2019 berkurang menjadi dua orang saja. Ini penurunan dan tidak baik bagi penguatan kapasistas perempuan itu sendiri. Ke depan sangat dibutuhkan peran serta semua pihak dalam meningkatkan partisipatif gender,'' papar isteri tercinta H Jauhari Amin SH MH ini.
Sebelum menjadi anggota parlemen, Sri Kemala merupakan karyawan/staf PT Perkebunan Nusantara I (Persero) selama 24 tahun. Ketika bekerja di perusahaan perkebunan itu, dia mengaku tidak memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat karena keterbatasannya yang harus menghabiskan waktu bekerja.
Kemudian, ia mantap dalam sebuah keputusan mengajukan pensiun dini dari perusahaan ‘plat merah’ itu. Setelah itu, guna mengabdi kepada masyarakat, dirinya bertarung dalam pemilu 2014 dari daerah pemilihan (Dapil) Kota Langsa III yang meliputi Kecamatan Langsa Baro dan Langsa Lama.
Perolehan suara pribadinya sebesar 1800 suara, menghantarkan dia sebagai calon legislatif dengan suara terbanyak dan terpilih mewakili Partai NasDem. Sejak itu, waktunya kerap dihabiskan demi kemasalahatan ummat. Perhatian terbesarnya adalah perempuan. Dimana, kaum wanita membutuhkan wakil di parlemen untuk menyuarakan kepentingan mereka terkait kesehatan, pendidikan, sosial dan budaya.
Kendati seorang perempuan, ia tak jua luput untuk memperjuangkan hak masyarakat berjenis kelamin pria. Karena menurutnya, saat dilantik dia mengucapkan sumpah jabatan akan bekerja maksimal untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat di atas kepentingan kelompok/golongan/pribadi.
''Walau fokus pada isu gender, tapi kaum adam juga tetap kita perjuangkan. Janji dan sumpah jabatan adalah untuk rakyat secara keseluruhan tanpa ada sekat ruang, etnis dan golongan tertentu,'' sebut wanita bersifat keibuan dan berparas cantik ini.
Sri Kemala Nurly berada di Komisi B DPRK Langsa yang membidangi pelayanan kesehatan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Syariat Islam, Sosial dan Budaya. Ruang lingkup kosentrasinya sesuai dengan apa yang dia cita-citakan sebelum menjabat sebagai anggota dewan. Di komisi ini, dia menitik beratkan pada pelayanan prima terhadap kesehatan masyakarat Kota Langsa, terutama menekan angka kematian ibu dan bayi melalui dinas terkait.
Pencegahan penyakit demam berdarah juga menjadi perhatiannya. Ia meminta dinas kesehatan setempat untuk meningkatkan pelaksanaan fogging agar jentik nyamuk bisa dimusnahkan dan warga terbebas dari DBD. Tidak hanya itu, guna meningkatkan kapasitas perempuan, Sri Kemala juga meningkatkan sosialisasi menekan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kepada ibu rumah tangga melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak setempat.
Jiwa sosialnya yang tinggi, membuat Sri Kemala membantu penganggaran pengadaan alat bantu bagi penyandang distabilitas seperti tongkat dan kursi roda pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Langsa.
''Menekan kematian ibu dan bayi, sosialisasi KDRT, fogging dan pengadaan alat bantu bagi penderita cacat fisik adalah keharusan yang menjadi salah satu tanggung jawab pemerintah diatara sekian banyak masalah sosial lain yang harus segera dituntaskan,'' imbuhnya.
Menyambut hari ibu nasional pada 22 Desember mendatang. Sri Kemala Nurly berharap di masa akan datang muncul sosok wanita karir yang tangguh seperti Cut Nyak Dhien, Laksamana Malahayati, Cut Meutia, Pocut Baren yang begitu banyak berjasa bagi agama, nusa dan bangsanya.
Kemudian, dia mengatakan bahwa menjadi wanita karir dalam bidang apapun sah-sah saja karena memang selaras dengan semangat kesetaraan. Akan tetapi kaum wanita harus tetap ingat bahwa dirinya memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap suami dan anak yang juga tidak kalah pentingnya.
Karenanya, Sri Kemala menyarankan agar kaum hawa yang bergerak di jenjang karir agar bisa membagi waktu dan perhatiannya. ''Ingat sebagai wanita kita adalah isteri dan ibu dari anak-anak yang senantiasa dituntut tanggung jawabnya di dunia dan akhirat kelak. Untuk itu, jadilah wanita yang pintar membagi waktu dan memilah kepentingan mana yang harus di dahulukan tanpa mengesampingkan fungsi pelayanan kepada masyarakat,'' tutup Sri mengakhiri perbincangan.