Blangpidie (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh, tahun 2016 melakukan revitalisasi 3 unit pasar tradisional dengan tujuan untuk menumbuhkan ekonomi berdaya saing, sehingga masyarakat terhindari dari ekonomi biaya tinggi.
"Insyaallah, tahun ini kita akan membangun 3 pasar rakyat di Kabupaten Abdya. Ada bangun baru dan ada juga revitalisasi dengan harapan dapat menekan harga sewa toko menjadi stabil," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Abdya, Sulaiman di Blangpidie, Rabu.
Sulaiman , menambahkan, harga sewa toko di daerahnya saat ini rata-rata di atas Rp30 juta. Dengan sewa toko yang begitu mahal, daya saing pedagang di kabupatenya menjadi rendah dan harga barangpun menjadi meningkat.
"Oleh sebab itulah, kita akan membangun 1 unit pasar baru di kawasan Sangkalan, Susoh dan melakukan revitalisasi pasar lama di Desa Kuta Bahagia Lama Inong, Kecamatan Kuala Batee dan revitalisasi Pasar Menggeng dengan anggaran miliaran rupiah," katanya.
Pasar-pasar tradisonal yang direvitalisasi tahun ini merupakan program Presiden Joko Widodo dalam rangka untuk meningkatkan peran pasar tradisonal di sejumlah daerah di Indonesia dengan mengalokasikan anggaran senilai Rp1,07 triliun sumber APBN.
Sulaiman menambahkan, dengan telah dilakukan revitalisasi fasilitas pasar oleh pemerintah, selain dapat menekan harga sewa toko menjadi lebih murah, upaya yang akan dilakukan pemerintah daerah kedepan terutama untuk memajukan pasar-pasar tradisonal tersebut dengan cara menyatukan para pedagang.
Para pedagang akan disatukan dalam sebuah wadah kelompok usaha yang kemudian akan dijelmakan menjadi koperasi pasar tradisonal.
Wadah ini, lanjutnya diperlukan untuk menumbuhkan persaingan sehat dan berkompetisi secara dinamis yang ujung-ujungnya akan menumbuhkan ekonomi sehat dan berdaya saing di Kabupaten Abdya.
"Upaya lain, pemerintah daerah akan mengratiskan sewa pasar rakyat tersebut. Sewa tahap pertama para pedagang tidak dipungut biaya sewa selama 6 bulan sebagaimana diarahkan oleh Bupati Jupri Hassannuddin," katanya.
Selain merevitalisasi pasar-pasar tradisonal tersebut, kata dia, Pemkab Abdya pada tahun ini juga melakukan pembangunan gedung sentral industri di kawasan komplek wisata Cemara Indah Pulau Kayu, Susoh, dengan anggaran senilai sekitar Rp2 miliar.
Pusat industri tersebut, tambah dia, akan diperuntukkan pemberdayaan masyarakat ekonomi lemah di pedesaan melalui kelompok-kelompok industri kecil dibina secara khusus, mulai dari pembinaan produksi sampai dengan tata cara pemasaran.
"Di samping gedung sebagai pusat industri tersebut, pemerintah daerah akan membangun kios-kios pemasaran di kawasan komplek wisata Cemara Indah. Jadi, kita berharap pembangunan komplek wisata itu akan dilaksanakan secara terpadu melalui lintas sektor," katanya.
Harapan pembangunan lintas sektor yang dimaksut tersebut terutama yang berkaitan dengan parawisata dan pemberdayaan ekonomi rakyat, apalagi kawasan komplek wisata Cemara Indah tersebut telah ditetapkan oleh Bupati Jupri Hassannuddin sebagai kota layak anak, demikian Sulaiman.
"Insyaallah, tahun ini kita akan membangun 3 pasar rakyat di Kabupaten Abdya. Ada bangun baru dan ada juga revitalisasi dengan harapan dapat menekan harga sewa toko menjadi stabil," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Abdya, Sulaiman di Blangpidie, Rabu.
Sulaiman , menambahkan, harga sewa toko di daerahnya saat ini rata-rata di atas Rp30 juta. Dengan sewa toko yang begitu mahal, daya saing pedagang di kabupatenya menjadi rendah dan harga barangpun menjadi meningkat.
"Oleh sebab itulah, kita akan membangun 1 unit pasar baru di kawasan Sangkalan, Susoh dan melakukan revitalisasi pasar lama di Desa Kuta Bahagia Lama Inong, Kecamatan Kuala Batee dan revitalisasi Pasar Menggeng dengan anggaran miliaran rupiah," katanya.
Pasar-pasar tradisonal yang direvitalisasi tahun ini merupakan program Presiden Joko Widodo dalam rangka untuk meningkatkan peran pasar tradisonal di sejumlah daerah di Indonesia dengan mengalokasikan anggaran senilai Rp1,07 triliun sumber APBN.
Sulaiman menambahkan, dengan telah dilakukan revitalisasi fasilitas pasar oleh pemerintah, selain dapat menekan harga sewa toko menjadi lebih murah, upaya yang akan dilakukan pemerintah daerah kedepan terutama untuk memajukan pasar-pasar tradisonal tersebut dengan cara menyatukan para pedagang.
Para pedagang akan disatukan dalam sebuah wadah kelompok usaha yang kemudian akan dijelmakan menjadi koperasi pasar tradisonal.
Wadah ini, lanjutnya diperlukan untuk menumbuhkan persaingan sehat dan berkompetisi secara dinamis yang ujung-ujungnya akan menumbuhkan ekonomi sehat dan berdaya saing di Kabupaten Abdya.
"Upaya lain, pemerintah daerah akan mengratiskan sewa pasar rakyat tersebut. Sewa tahap pertama para pedagang tidak dipungut biaya sewa selama 6 bulan sebagaimana diarahkan oleh Bupati Jupri Hassannuddin," katanya.
Selain merevitalisasi pasar-pasar tradisonal tersebut, kata dia, Pemkab Abdya pada tahun ini juga melakukan pembangunan gedung sentral industri di kawasan komplek wisata Cemara Indah Pulau Kayu, Susoh, dengan anggaran senilai sekitar Rp2 miliar.
Pusat industri tersebut, tambah dia, akan diperuntukkan pemberdayaan masyarakat ekonomi lemah di pedesaan melalui kelompok-kelompok industri kecil dibina secara khusus, mulai dari pembinaan produksi sampai dengan tata cara pemasaran.
"Di samping gedung sebagai pusat industri tersebut, pemerintah daerah akan membangun kios-kios pemasaran di kawasan komplek wisata Cemara Indah. Jadi, kita berharap pembangunan komplek wisata itu akan dilaksanakan secara terpadu melalui lintas sektor," katanya.
Harapan pembangunan lintas sektor yang dimaksut tersebut terutama yang berkaitan dengan parawisata dan pemberdayaan ekonomi rakyat, apalagi kawasan komplek wisata Cemara Indah tersebut telah ditetapkan oleh Bupati Jupri Hassannuddin sebagai kota layak anak, demikian Sulaiman.