Direktur Utama Semen Indonesia, Suparni mengatakan, panen ini bukan hanya wujud hadirnya kebermanfaatan Semen Indonesia di tengah-tengah warga, tapi juga menjadi bukti nyata Perseroan berhasil mengelola lahan pascatambang dengan baik.
''Perseroan memiliki lahan pascatambang khususnya tambang tanah liat yang saat ini dimanfaatkan menjadi embung dan selalu terisi air, sehingga dapat digunakan untuk budidaya ikan dengan sistem keramba,'' kata Suparni.
Keseriusan dalam mengelola lahan pascatambang merupakan tanggung jawab Perseroan terhadap lingkungan dan masyarakat yang telah berlangsung sejak dulu. Hal ini sudah dilakukan di Kabupaten Gresik, yakni lahan pascatambang tanah liat yang dikelola menjadi wisata air.
Perseroan memiliki program embung di lahan pascatambang tanah liat. Saat ini, luas embung yang digunakan untuk keramba ikan mencapai 8 hektar. Hasil panen ikan nila di keramba pascatambang saat ini sekitar 25 ton.
Untuk menunjang program pemberdayaan masyarakat, Perseroan mempersilakan masyarakat yang ingin turut serta dalam budidaya ikan keramba di embung milik Perseroan. Perseroan melalui Semen Indonesia Foundation (SMIF) menyediakan sarana termasuk perahu untuk operasionalnya.
Selain itu, SMIF juga melakukan pendampingan agat proses budidaya berjalan dengan baik dan benar. Saat ini, Perseroan juga memperkerjakan masyarakat sekitar untuk mengelola keramba ikan.
Lebih lanjut Suparni menjelaskan bahwa Semen Indonesia bekerja sama dengan SMIF dalam budi daya ikan nila di keramba ini mulai 2011 hingga sekarang. Pemasaran hasil panennya pun tidak menemukan kendala berarti karena kualitas ikannya yang sangat baik.
''Selain digunakan untuk budi daya ikan, keberadaan embung ini sangat bermanfaat karena airnya yang tidak pernah surut di musim kemarau sangat membantu petani sekitar untuk memenuhi kebutuhan air di area pertaniannya. Oleh karena itu, jika saat musim kemarau sawah yang lain hanya 1-2 kali panen, sawah yang berada di dekat embung dapat merasakan 3 kali panen,'' kata Suparni.