Blangpidie (ANTARA Aceh) - Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Jupri Hassannuddin mengatakan, ketika pemerintah sedang konsentrasi membangun kualitas keimanan bersama ulama selalu saja ada pihak-pihak tertentu yang mengartikan untuk kepentingan politik kepala daerah.
"Seorang pemimpin dekat dengan ulama itu untuk membangun kualitas keimanan masyarakat lebih baik. Karena, melalui ulama, pemerintah bisa memberantaskan ajaran-ajaran sesat yang dapat merusak aqidah umat," katanya di sela-sela acara Isra Miraj di Blangpidie, Kamis malam
Acara peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, 27 Rajab 1437 Hijrah tersebut, diselenggarakan oleh Pemkab Abdya di halaman Masjid Jamik, Kota Blangpidie dihadiri Forkopimda, Kepala SKPK dan ribuan masyarakat dari berbagai pelosok pedesaan di wilayah itu.
Jupri menambahkan, pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab selama ini memang sengaja mengait-gaitkan kedekatan pemimpin dengan ulama untuk kepentingan politik kepala daerah, supaya rencana pemerintah dalam memberantas perbuatan maksiat menjadi terhambat.
"Selama ini apa pun yang dilakukan oleh pemerintah bersama ulama tentang hal-hal yang baik, selalu diartikan dengan politik," katanya.
Bupati menjelaskan, pemerintah memiliki kewajiban untuk merangkul para ulama dalam mempertahankan kualitas keimanan masyarakat dari ancaman pengaruh ajaran sesat yang saat ini sedang melanda Indonesia.
Selain untuk mengantisipasi pengikisan aqidah umat, kedekatan umara dan ulama (pemuka agama dan pemimpin pemerintah) juga untuk menyelamatakan generasi bangsa dari pergaualan bebas, narkoba, hingga persoalan pornografi dan LGBT.
"Insyaallah, bila para ulama dan pemimpin pemerintahan sudah bersatu, tentu saja persoalan pergaualan bebas, narkoba dan LGBT tersebut berhasil kita berantas dari permukaan bumi ibu pertiwi ini," demikian Jupri Hassannuddin.