Blangpidie (ANTARA Aceh) - Harga sembilan bahan kebutuhan pokok (Sembako) di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh, menjelang Bulan Suci Ramadhan mengalami kenaikan antara 16 hingga 25 persen, karena persediaan terbatas sementara permintaan meningkat.
Ryan Hasan, salah seorang pedagang di Blangpidie, Senin mengatakan, harga beberapa sembako, seperti minyak goreng, gula pasir, dan telur ayam ras kini sudah mengalami kenaikan, karena menjelang puasa permintaan juga meningkat sedangkan persediaan terbatas.
Sekitar tiga hari yang lalu, kata dia, harga minyak goreng di pasar tradisonal Blangpidie dijual dengan harga Rp18.000, kini sudah naik menjadi Rp22.000/Kg.
Begitu juga dengan gula pasir dari sebelumnya Rp12.000 menjadi Rp15.000/Kg, dan telur ayam ras dari Rp30.000 menjadi Rp35.000/papan (isi 30 butir).
Ryan mengatakan, beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan tersebut disebabkan harga pembelian di Medan, Sumatera Utara, tinggi dan pasokan ke Blangpidie pun terkadang tersendat-sendat.
"Memang harga pembelian di Medan sangat tinggi, kemudian harga beberapa bahan pokok itu terkesan dipermainkan oleh spekulan dalam meraup keuntungan besar. Jadi, sopir pengangkut barang terkadang harus menunggu lama untuk mendapatkan barang di Medan," katanya.
Ia menambahkan, akibat adanya permainan dan tingginya harga bahan pokok membuat para pedagang di pasar tradisonal Blangpidie mengeluh, karena kenaikan harga tersebut berimbas terhadap daya beli masyarakat yang sangat menurun.
Kepada pemerintah, dia menyarankan, ke depan bila ada penangkapan bawang merah ilegal, sebaiknya jangan dibakar, karena salah satu bahan sayuran itu merupakan kebutuhan orang banyak, lagi pula bukan bahan yang mengandung narkotika.
"Saat ini bawang merah langka, harganya pun relatif mahal mencapai Rp26.000/Kg, coba kalau bawang seludupan itu tidak dibakar, dilelang saja pada pedagang, tentu kelangkaan bisa terbantu, terus harga pelelangan itu kan bisa diambil untuk kas negara," demikian Ryan Hasan.