Informasi dihimpun di Aceh Timur, Kamis, kejadian tersebut terjadi Rabu (28/9) sekira pukul 04.00 WIB. Dua anak sapi tersebut berusia dua bulan dan kini dilarikan harimau tersebut.
Sementara, indukan sapi tergeletak di lokasi karena mengalami robek di bagian paha dan urat kaki putus.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Arianto dihubungi dari Aceh Timur mengatakan pihaknya sudah menerima laporan peristiwa tersebut.
"Kami juga telah mengerahkan tim bersiaga di lokasi guna mengatasi dan melakukan penanganan terhadap harimau yang dilaporkan menerkam ternak masyarakat," kata Agus Arianto.
Agus mengatakan masyarakat juga melakukan penggiringan menggunakan alat pengeras suara dan mercon untuk menakuti harimau tersebut.
Sementara itu, Direktur Yayasan Konservasi Alam Timur Aceh (YAKATA) Zamzami mengatakan konflik antara harimau dengan manusia kerap terjadi di Aceh Timur selama beberapa tahun terakhir.
"Harimau sumatra terancam kehilangan habitat karena daerah sebarannya seperti blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut dan hutan hujan pegunungan sudah menjadi lahan pertanian, perkebunan, maupun tambang," kata Zamzami.
Selain itu, masyarakat, terutama di dekat kawasan hutan melepas ternaknya bebas berkeliaran atau tanpa dikandangkan. Dan ini memancing harimau turun pemukiman penduduk.
"Harimau bergerak berdasarkan satwa mangsanya. Namanya juga cari makan, jika ada ternak dilepas tentu akan menjadi sesuatu menggiurkan bagi harimau. Apalagi sumber makanan harimau seperti babi hutan maupun rusa populasinya juga kian berkurang di alam karena diburu,” kata Zamzami.