Banda Aceh (ANTARA) - Dosen Fakultas Kedokteran USK, Dr Ariza Farisca menyatakan cemas merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang menyebabkan seseorang bisa kehilangan minat.
“Rasa cemas (anxiety disorder) tersebut bisa didiagnosis dan terlihat apabila rasa cemas terjadi dalam jangka waktu tiga minggu berturut-turut bisa menyebabkan sudah kehilangan minat terhadap hal yang disenanginya,” katanya Dr. Ariza Farisca yang juga Sekretraris Klinik Pratama USK di Banda Aceh, Rabu.
Ia menjelaskan ketika seseorang sudah tidak melakukan lagi hal yang disukainya itu setiap hari itu sudah termasuk ke gejala cemas.
Ia mengatakan rasa cemas yang berlebihan tersebut bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga perlu pengobatan untuk mengatasinya.
Misalnya, biasanya selalu pergi kerja, tetapi sekarang tidak lagi, ataupun kalau pergi tidak fokus lagi.
Dalam beberapa kasus, kata dia, seseorang yang mengalami rasa cemas berlebihan bisa juga menyebabkan seseorang tersebut marah tanpa sebab sehingga harus mendapatkan pengobatan dengan resep dokter.
"Dalam kasus seperti itu, moodnya terganggu sehingga kita perlu serotonin untuk mengembalikan moodnya atau membuat dia menjadi lebih tenang," katanya.
Ia mengatakan masa pengobatan untuk seseorang yang mengalami rasa cemas tersebut bisa berlangsung selama enam bulan sampai dirinya betul-betul merasa tenang.
"Pengobatannya bukan ketergantungan ya, tetapi ada masa pengobatan sampai gejalanya menurun," katanya.
Rasa cemas tersebut pada setiap orang digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu ringan, sedang, dan berat.
Untuk mengetahui itu, perlu diagnosis ke dokter karena apabila terjadi dalam jangka waktu yang lama dan tidak segera diatasi dapat berubah menjadi depresi.
"Bahkan, kalau cemas yang tingkatan sedang saja sering kali ancaman bunuh diri lebih besar," katanya.