Lhokseumawe (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Malikussaleh Aceh Utara mengingatkan masyarakat akan potensi banjir di wilayah timur Aceh karena curah hujan diprakirakan masih cukup tinggi.
"Wilayah timur Aceh kini memasuki puncak musim penghujan. BMKG mengimbau masyarakat, khusus di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Aceh Timur mewaspadai bencana banjir," kata Marselinus, Prakiraan BMKG Stasiun Malikussaleh Aceh Utara di Lhokseumawe, Sabtu.
Marselinus mengatakan masih tingginya potensi curah hujan di wilayah timur Aceh bisa menyebabkan terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor.
Beberapa penyebab terjadinya hujan beberapa hari terakhir di wilayah timur Aceh, kata Marselinus, di antaranya saat ini memang karena sudah waktunya masuk musim penghujan dan adanya perlambatan kecepatan angin.
Saat musim penghujan, kata dia, akan berkumpulnya massa uap air yang dibawa angin, sehingga memicu terbentuknya awan-awan konvektif yang dapat mengakibatkan terjadinya hujan dalam waktu yang cukup lama di beberapa daerah di wilayah timur Aceh.
"Hujan tersebut diprakirakan dengan intensitas sedang hingga lebat dan disertai petir maupun angin puting beliung. Kalau pun tidak lebat, namun hujan turun dalam waktu yang cukup lama," kata Marselinus menyebutkan
Menurutnya, hujan dengan waktu yang lama tersebut akan meningkatkan volume air, terutama sungai. Volume air meningkat tersebut dapat mengakibatkan banjir di kawasan dataran rendah seperti di daerah aliran sungai.
"Karena itu, kami mengimbau masyarakat di sekitar daerah aliran sungai mewaspadai banjir luapan. Banjir luap tersebut juga terjadi pekan lalu di sejumlah daerah di wilayah timur Aceh," kata Marselinus
Terkait kecepatan angin, Marselinus mengatakan masih relatif normal yakni pada kisaran 10 hingga 15 kilometer per jam. Kecepatan angin diprakirakan meningkat pada sore hingga malam karena adanya pertumbuhan awan.
"Kendati kecepatan angin relatif normal, namun kami imbau nelayan maupun pelaku pelayaran mewaspadai gelombang di perairan Selat Malaka. Sebab, jika terjadinya pertumbuhan awan bisa mengakibatkan angin kencang," kata Marselinus.