"Kawanan gajah masih terus merusak tanaman. Ada kurang lebih 30 individu gajah dalam kawanan tersebut. Mereka terbagi dalam dua kelompok,” kata Amir, warga Ranto Peureulak, di Aceh Timur, Sabtu.
Menurut Amir, berbagai jenis tanaman palawija dan tanaman keras lenyap diamuk satwa dilindungi itu. Seperti pisang, karet, pinang, kakao, dan kelapa sawit.
"Gangguan kawanan gajah tersebut sudah berlangsung sejak sebulan terakhir. Akibat gangguan tersebut, masyarakat pemilih kebun merugi dan tidak berani ke ladang. Gangguan kawanan gajah hampir setiap malam terjadi," kata Amir.
Amir mengharapkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh segera menurunkan tim menghalau gajah-gajah liar itu agar menjauh dari ladang warga. Selain itu. Petugas BKSDA yang ditempatkan di CRU Serbajadi, Aceh Timur, juga lebih aktif dalam berpatroli dan merespons konflik gajah dengan manusia.
“Mengusir kawanan gajah tidak lagi bisa menggunakan petasan. Akan tetapi, kawanan satwa tersebut harus digiring masuk ke habitatnya, sehingga tidak merusak ladang masyarakat bercocok tanam," pungkas Amir.