Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebut sebanyak 469 kejadian bencana yang melanda wilayah provinsi paling barat Indonesia itu selama tahun 2022, dengan total kerugian mencapai Rp335 miliar.
“Ada 469 kejadian bencana di Aceh sejak Januari hingga 31 Desember 2022, dengan total prakiraan kerugian mencapai Rp335 miliar,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas di Banda Aceh, Rabu.
Ia menjelaskan kebakaran pemukiman merupakan bencana paling dominan terjadi di Tanah Rencong itu selama 2022, yang mencapai 153 kali kejadian. Bencana tersebut menyebabkan kerugian mencapai Rp81,3 miliar.
Selain itu, kata Ilyas, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 79 kali kejadian dengan luas lahan terbakar sekitar 241 hektare. Angin puting beliung sebanyak 71 kali, yang merusak 437 unit rumah warga, dengan total kerugian Rp15,8 miliar.
Selanjutnya, bencana banjir sebanyak 96 kali, yang berdampak pada 3.766 unit rumah warga dan enam jembatan dan 34 tanggul rusak serta 4.327 hektare sawah terendam. Serta menyebabkan 111.127 orang mengungsi.
“Selain itu ada banjir bandang sebanyak empat kali, yang merendam 251 rumah dengan kerugian Rp11,8 miliar,” ujarnya.
Tak hanya itu, Ilyas menambahkan, selama 2022 juga terjadi bencana banjir sekaligus longsor sebanyak 24 kali kejadian di Aceh, yang merendam 2.967 unit rumah dengan total kerugian Rp20 miliar.
Kemudian, satu kali kejadian banjir rob yang merusak 121 rumah warga di Kabupaten Aceh Barat,selanjutnya kejadian tanah longsor sebanyak 35 kali dengan kerugian Rp860 juta, serta abrasi sebanyak empat kali yang merusak 41 rumah dengan kerugian Rp2,7 miliar.
“Semua bencana ini juga berdampak pada 175 sarana pendidikan, dua pasar, enam sarana kesehatan, 19 sarana pemerintahan, 10 sarana ibadah. Dan berdampak pada 86 ruko, 23 jembatan, 43 tanggul dan 1.350 meter badan jalan akibat banjir dan longsor,” ujarnya.
Dari semua bencana itu, lanjut Ilyas, korban yang meninggal dunia sebanyak 14 orang, yaitu dua orang akibat longsor, tiga orang karena banjir bandang, satu orang akibat kebakaran dan delapan terseret arus banjir. Sementara satu orang hilang terseret arus banjir serta empat orang luka-luka.
“Dan 459.452 jiwa dalam 140.453 kepala keluarga tersebar di Aceh terdampak bencana, dengan jumlah pengungsi sebanyak 115.455 orang serta 7.963 unit rumah terdampak,” ujarnya.
Pada 2022, Ilyas menjelaskan, kejadian bencana di Aceh menunjukkan penurunan sebesar 17 persen dibandingkan tahun 2021. Pada 2020, kata dia, kejadian bencana di Aceh mencapai 802 kejadian, kemudian pada 2021 turun menjadi 662 kejadian dan pada 2022 turun secara signifikan menjadi 469 kejadian.
”Kebakaran pemukiman juga mengalami penurunan dari 269 kejadian di tahun 2021 menjadi 153 di tahun 2022. Hal yang sama dengan bencana kebakaran hutan dan lahan juga mengalami penurunan kejadian dari tahun 2021 berjumlah 133 kali menjadi hanya 79 kali saja terjadi di tahun 2022,” katanya.
Tentunya, kata Ilyas, hal ini merupakan hasil kerja keras bersama dalam meningkatkan mitigasi bencana sehingga angka kejadian bencana masih bisa diturunkan setiap tahun.