Banda Aceh (ANTARA) - Bank Indonesia mencatat penggunaan quick response code Indonesian standard (Qris) di Provinsi Aceh sebanyak 368.341 transaksi hingga Januari 2023 atau sebesar 7,2 persen dari target tahun ini sebanyak 5 juta transaksi.
“Kami terus meningkatkan sosialisasi dalam setiap kesempatan dan menyelenggarakan hari pekan Qris yang tak lain adalah bagian meningkatkan penggunaan uang non tunai dalam transaksi sehari-hari di tengah-tengah masyarakat,” kata Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh Rony Widijarto di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela sosialisasi penggunaan Qris dan cinta bangga paham rupiah kepada awak media yang berlangsung di Banda Aceh dan turut hadir Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Prabu Dewanto.
Ia menjelaskan dalam setiap kesempatan pihaknya mengajak semua pihak menggunakan QRIS sebagai layanan saat transaksi, terutama sektor Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM), karena akan sangat bermanfaat mengingat semua transaksi akan terekam dengan baik dan aman.
“Perlu kami sampaikan bahwa penggunaan Qris sangat efisien, mudah, aman dan handal serta lebih mudah penggunaannya,” katanya.
Menurut dia dengan penggunaan elektronik tersebut akan mudah untuk pencatatan penerimaan daerah sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah seperti retribusi parkir.
“Penggunaan Qris selain mudah dan tercatat secara cepat,” katanya.
Pihaknya juga mengajak seluruh pelaku usaha dan juga pemerintah daerah untuk terus menggalakkan penggunaan Qris tersebut sehingga transaksi digital berkembang pesat di seluruh Kawasan dan pusat-pusat perbelanjaan.