Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Bupati Aceh Selatan H T Sama Indra mengapresiasi program sejumlah gampong (desa) di daerah itu yang mengalokasikan dana desa tahun anggaran 2016 untuk menunjang kemajuan pembangunan bidang kesehatan.
"Saat ini masalah kesehatan tidak hanya menjadi tanggungjawab petugas kesehatan semata, namun sudah menjadi masalah kita bersama," katanya pada acara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52, di Tapaktuan, Senin.
Menurut Bupati kesadaran masyarakat ingin mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima dan memuaskan terus meningkat.
Buktinya, tanpa ada instruksi atau perintah beberapa desa di Kabupaten Aceh Selatan yang memiliki fasilitas kesehatan se tingkat Poskesdes atau Polindes dengan kesadaran sendiri membangun fasilitas tersebut yang pembiayaanya bersumber dari dana desa termasuk anggaran pemberdayaan masyarakat di desanya.
"Saya berharap, program ini dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat dicontoh oleh institusi lainnya, karena pengalokasian anggaran ini dibenarkan secara aturan," pinta Bupati.
Tidak hanya untuk peningkatan fasilitas infrastruktur, lanjut Bupati, sejumlah desa di Aceh Selatan juga telah mengalokasikan dana desa untuk insentif kader kesehatan yang ada di masing-masing desa.
Menurutnya, dalam rangka meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, di setiap desa sekarang ini tidak hanya memiliki kader posyandu tapi juga sudah memiliki banyak jenis kader kesehatan lainnya seperti kader gizi, kader malaria dan jenis lainnya dengan jumlah kurang lebih sebanyak 41 orang kader di setiap desa.
"Kondisi selama ini para kader kesehatan ini hanya dapat insentif dari institusi kesehatan dan Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM), tapi dengan adanya dana desa insentif ini akan bertambah melalui dana permberdayaan masyarakat desa," sebut Bupati.
Agar program ini terwujud secara sempurna, Bupati mengharapkan kepada semua pihak harus membudayakan prilaku hidup bersih dan sehat, membangun taman gizi dan apotik hidup.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Selatan Mardhaleta M Taher mengatakan, sejak tahun 2016 hingga 2017 seluruh Puskesmas yang ada di daerah itu sudah memiliki reseptionis yang senantiasa akan berada di garis depan dalam rangka memberikan layanan, layaknya penerima tamu di hotel.
Langkah ini, menurutnya, akan sangat dirasakan maknanya jika dalam proses awal penerimaan pasien dibarengi dengan sikap yang ramah-tamah, berbicara dengan sopan dan mudah dimengerti oleh pasien dari berbagai kalangan masyarakat.
"Sebab kualitas pelayanan kesehatan, di samping ditentukan oleh faktor SDM, manajemen, sikap mental dan lain-lainnya, juga sangat dipengaruhi oleh sarana bangunan fisik dan lingkungan yang nyaman serta memiliki ruang publik yang cukup," ujar Mardhaleta.
Disamping itu, lanjutnya, mengacu kepada nilai-nilai pelayanan kesehatan bernuansa Islami, pihaknya juga telah menggelar MTQ antarpejabat struktural eselon III dan IV baik dari Dinas Kesehatan, RSUD Yulidin Awayit, Kampus Akper dan seluruh kepala Puskesmas dalam Kabupaten Aceh Selatan sebagai bagian untuk melahirkan insan Qurani yang cinta Alquran menuju Aceh Selatan terdepan.