Ia menyebutkan, adapun 33 spesies burung migrasi yang ditemukan tersebut terdiri atas 23 jenis burung pantai, yakni Trinil pantai, kedidi merah, kedidi golgol, kedidi leher merah, kedidi besar, cerek tilil, cerek muka putih, cerek pasir besar, dan cerek pasir Mongolia.
Kemudian, berkik rawa, berkik ekor-lidi, trinil-lumpur Asia, biru-laut ekor-blorok, biru-laut ekor-hitam, gajahan timur, gajahan pengala, cerek kernyut, cerek besar, trinil nordamn, trinil kaki hijau, trinil rawa, trinil kaki merah, dan trinil bedaran.
Selanjutnya, 10 spesies lainnya merupakan burung migrasi laut yakni dara laut kumis, dara laut sayap putih, dara laut tiram, dara laut kaspia, kaki rumbai kecil, dara laut kecil, dara laut bengala, dara laut jambul, dara laut biasa, serta camar kepala hitam.
Heri menyampaikan, saat ini sudah memasuki akhir dari periode migrasi burung karena harus kembali untuk berbiak. Meskipun begitu, masih ada sekitar empat spesies yang tinggal di tempat mencari pakan.
"Itu pun yang muda karena mereka tidak melakukan migrasi karena belum cukup pakan, jadi menunggu tahun depan," katanya.
Baca juga: Polda soroti perburuan burung kuntul dan bangau di Lamnga Aceh Besar, satu ekor dihargai Rp60.000
Adapun di Banda Aceh dan sekitarnya, lokasi pakan burung migran ini berada di kawasan tambak Kampung Jawa sampai Lampaseh, Lampulo, Alue Naga, dan Ujong Pancu yang merupakan kawasan berlumpur.
Tanah berlumpur itu sangat disukai burung migran karena disitu terdapat banyak pakan mulai dari udang kecil, kepiting dan sebagainya.
Di Alue Naga Banda Aceh, kata Heri, juga menjadi kawasan feeding area bagi burung migran. Di sana, ia menemukan sebanyak tujuh jenis burung migran, di antaranya gajahan, cerek asia, dan elang laut (osprey).