Keleluasaan hati dan kejernihan pikiran masyarakat Indonesia telah menunjukkan kedewasaan dan kematangan. Bahkan, ketika di suatu kampung, ada warga Muhammadiyah yang makan di siang hari karena sudah berlebaran, sementara warga yang lebarannya ikut Pemerintah masih berpuasa, menjadi pemandangan lumrah. "Perbedaan itu tidak menjadi masalah", bukan hanya menjadi slogan kaum elite, melainkan sudah menjadi pemandangan biasa di masyarakat akar rumput.
Idul Adha, pada hakikatnya adalah momentum untuk mengingat sejarah pengorbanan dua sosok nabi yang dengan ikhlas menjalankan perintah Allah, tanpa ada penolakan. Nabi Ibrahim diperintah oleh Allah untuk menyembelih puteranya, Nabi Ismail. Baik Ibrahim maupun Ismail, menjalani perintah itu dengan ikhlas sepenuh hati. Allah kemudian mengganti tubuh Ismail dengan seekor domba. Akhirnya, peristiwa penyembelihan anak oleh orang tua tidak pernah terjadi dalam sejarah ajaran agama. Kini umat Islam cukup menjalani perintah kurban dengan menyembelih sapi, unta, atau kambing.
Kalau momen Idul Adha itu mengandung pesan pengorbanan, maka perbedaan waktu perayaan ini juga mengandung pesan, yakni ikhlas menerima ketidaksamaan.
Ketika perbedaan Idul Adha terakomodasi
Oleh Masuki M. Astro Senin, 26 Juni 2023 8:47 WIB