Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, telah mengusulkan adanya penambahan tanggul pemecah gelombang (break water) untuk efektifnya kegiatan dermaga pelabuhan penyeberangan Meulaboh-Sinabang (Kab Simeulue), Aceh.
Kepala Dinas Perhubungan Aceh Barat, Saiful AB, di Meulaboh, Senin, mengatakan, terhadap pengusulan pembangunan break water itu untuk mencegah terjadinya benturan kapal feri saat merapat di dermaga pelabuhan Meulaboh ketika bongkar maupun mengisi muatan kapal.
"Iya, itu sudah kita usulkan, malahan saat kunjungan Menteri Perhubungan RI juga telah kita sampaikan. Semoga usulan kita itu direalisasikan agar aktivitas saat kapal merapat tidak terganggu karena hempasan gelombang," katanya.
Hal itu disampaikan usai mengikuti pertemuan dengan Pelaksana tugas Bupati Aceh Barat Rachmad Fitri HD bersama dengan seluruh kepala Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) di ruang lingkup pemerintah daerah setempat.
Letak geografis pelabuhan penyeberangan Meulaboh sangat terbuka karena berhadapan langsung dengan Samudera Hindia Indonesia sehingga sesekali waktu kondisi gelombang tinggi menghempas kapal feri yang merapat ke dermaga itu, bahkan disaat bongkar muat penumpang maupun kendaraan dalam kondisi cukup ekstrim.
Hal itulah yang membuat Pemkab Aceh Barat sebagai pihak pengelola dermaga Pelabuhan Penyeberangan Meulaboh mengusulkan kepada pemerintah atasan untuk penambahan infrastruktur pendukung menghindari terjadinya kerusakan pada lambung kapal feri.
"Belum ada informasi apakah itu direalisasi, tapi kami terus suarakan karena kita anggap keberadaan breakwater itu sangat-sangat penting untuk mendukung kelancaran aktivitas transportasi armada kapal laut lewat pelabuhan di Kuala Bubon," sebutnya.
Lebih lanjut disampaikan, kondisi pelabuhan penyeberangan berada di Kecamatan Samatiga, Aceh Barat itu khusus trayek ke pulau terluar Kabupaten Simeulue, selama ini masih dilayani oleh satu unit Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Teluk Sinabang dengan jadwal dua kali dalam satu minggu.
Terhadap trayek tersebut sudah dilakukan penyesuaian baru-baru ini, dari jadwal sebelumnya yang melayani tiga kali dalam satu minggu, namun karena ada satu unit kapal yang selama ini melayani trayek Labuhanhaji maupun Singkil ke Sinabang, maka volume trayek Meulaboh-Sinabang dikurangi menjadi dua kali.
Jadwal sebelumnya yakni hari Selasa, Jum'at dan Minggu pukul 14.00 WIB, namun saat ini sudah berubah atau dikurangi sehingga untuk jadwal trayek Meulaboh-Sinabang hanya hari Jum'at dan Minggu pukul 14.00 WIB.
"Bukan karena kekurangan penumpang, tapi memang kondisi kajian teknis dan salah satu pertimbangan adalah karena ada satu unit kapal naik doking atau diperbaiki sehingga jumlah trayek PP Meulaboh-Sinabang saat ini sudah disesuaikan," sebutnya.