Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh menyebut realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di provinsi itu selama 2023 hingga Agustus sudah mencapai 113.914 ton atau 51,47 persen dari total alokasi 221.321 ton.
“Kita berharap petani bisa segera menebus pupuk bersubsidi ini,” kata Kepala Bidang Sarana dan Prasarana (Sarpras) Distanbun Aceh Nurlaila di Banda Aceh, Rabu.
Adapun tiga jenis pupuk bersubsidi yang dialokasikan Kementerian Pertanian RI untuk Aceh pada 2023, yakni Urea, NPK dan NPK formula khusus.
Baca juga: DPRK Nagan Raya Aceh temukan pupuk subsidi dijual di atas HET
Ia mengatakan, untuk realisasi penyaluran Urea hingga kini telah mencapai 59.766 ton atau 50,55 persen dari total alokasi 118.224 ton, sehingga sisa alokasi 58.458 ton.
Untuk pupuk NPK, kata dia, realisasinya telah mencapai 53.999 ton atau 55,40 persen dari total alokasi 97.476 ton, dan sisa alokasi sebanyak 43.477 ton.
“Sedangkan pupuk NPK formula khusus baru 149 ton atau 2,65 persen dari total alokasi 5.620 ton, sehingga sisanya sebanyak 5.471 ton,” katanya.
Menurut dia, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di tengah petani Aceh ini masih tergolong lambat, karena banyak petani yang tidak bercocok tanam akibat kekeringan, dampak dari fenomena perubahan iklim El Nino.
“Kendalanya karena belum banyak yang tebus pupuk karena banyak yang tidak tanam karena kurang hujan efek dari El Nino. Harapan kita lebih ke optimalisasi penggunaan sumber air baik embung atau sumur suntik agar petani dapat menanam untuk antisipasi El Nino ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di Aceh ini akan meningkat mulai Oktober 2023 mendatang, karena sudah memasuki musim hujan, sehingga akan banyak petani yang menanam.
“Mudah-mudahan di Oktober nanti realisasi pupuknya meningkat karena sudah memasuki musim hujan sehingga banyak akan tanam dan tentunya akan menebus pupuknya,” ujarnya.
Ada sembilan komoditas yang dapat menggunakan pupuk bersubsidi, yakni tanaman pangan hanya komoditi padi, jagung dan kedelai, sedangkan untuk tanaman hortikultura hanya bawang merah, bawang putih dan cabai merah.
“Dan untuk komoditi perkebunan hanya tebu rakyat, kakao rakyat dan kopi rakyat. Jadi perubahan yang signifikan itu jenis pupuk dan jenis tanaman yang boleh memakai pupuk bersubsidi,” ujar Nurlaila.
Selain itu, pupuk subsidi juga tidak bisa digunakan oleh semua petani, tapi hanya mereka yang menanam sembilan komoditi tersebut dan memiliki luas lahan maksimal hanya 2 hektare.
“Petani yang memiliki lahan lebih dari 2 hektare itu tidak bisa, langsung ditolak sistem. Karena penerima pupuk bersubsidi ini sudah ter-input by name by address, jadi tepat sasaran,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Nagan Raya minta pengecer tidak jual pupuk subsidi di atas HET
Realisasi distribusi pupuk bersubsidi di Aceh 113.914 ton
Rabu, 30 Agustus 2023 22:49 WIB