Blangpidie (ANTARA Aceh) - Tokoh ulama asal Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Tgk Abdurahman Badar menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk dapat mengendalikan hawa nafsu jelang pemungutan suara pemilhan kepala daerah (pilkada), Rabu (15/2).
"Jika nafsu mampu kita kendalikan, tentu kondisi politik tidak menjadi panas ataupun tegang, sehingga pelaksanaan pilkada pun berjalan dengan lancar, aman, tertib dan tenteram," kata Tgk Abdurrahman yang juga mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Abdya di Blangpidie, Senin.
Ulama kahrismatik itu mengharapkan, sebelum hari pencoblosan tiba, semua warga harus seolah-olah bagaikan satu keluarga, karena setelah usainya Pilkada, semuanya sudah kembali seperti biasa tanpa adanya dendam ataupun sakit hati, sehingga siapapun terpilih nanti itulah pemimpin daerah lima tahun kedepan.
"Semua calon itu orang-orang baik. Marilah kita berdoa, meminta kepada Allah SWT agar dalam Pilkada ini diberikan kemenangan kepada orang-orang terbaik, yang peduli terhadap agama, bangsa dan negara," katanya.
Menurut pimpinan pondok pesantren Khazanatul Hikam Abdya itu, tingginya suhu politik di daerah yang melaksanakan Pilkada disebabkan oleh faktor nafsu yang tidak mampu dikendalikan oleh pribadi masing-masing, sehingga situasi menjadi tegang dan menimbulkan sentimen bathin sesama masyarakat.
"Selama ini memang ada yang terpengaruh nafsu. Mereka sengaja menciptakan kondisi menjadi panas ataupun tegang. Warga diadu-domba. Caci-maki marak. Semuanya terjadi karena cara berpolitik di daerah kita belum begitu matang sebagaimana negara-negara lain," katanya.
Saat mendengar berita di negara lain, lanjutnya, ketika sudah memasuki waktunya memilih pemimpin, khususnya saat kampanye semua masyarakat berduyun-duyun datang mendengarkan visi-misi yang disampaikan oleh pasangan calon.
Semua calon pemimpin yang menyampaikan visi-misi dalam kampanye didengarkan oleh semua elemen masyarakat tanpa adanya caci maki apalagi intimidasi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu.
"Setelah semua visi-misi didengarkan. Masyarakat menilai mana yang terbaik itu yang dipilihnya. Jadi, sangat berbeda dengan daerah kita, Tapi apa boleh buat, memang demikian keadaannya. Hujat menghujat tinggi saat kampanye," ujarnya.
Padahal, katanya, di dalam kitab suci Alquran, Surat Al-Hujurat ayat 11 berbunyi, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka."
"Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi, yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan."
"Jadi, kalau kita siap kembalikan kepada dasar-dasar agama, mudah-mudahan pelaksanaan pilkada ini berjalan damai dan lancar. Karena setiap kita manusia ada musuh. Baik itu hawa nafsu, dunia hingga setan yang mempengaruhi kita ke arah tidak baik," demikian Tgk Abdurahman Badar.