"Dibilang di sini tidak boleh beli tiket, tapi orang yang asli sini beli langsung dibagi," katanya.
Selain itu, dirinya juga terpaksa berjalan jauh dari pintu masuk pelabuhan ke pintu keberangkatan. Sebab, angkutan transportasi online yang mengantarkan hanya berhenti sampai depan pintu masuk.
"Terus tadi kami diturunkan di depan pelabuhan, sehingga harus berjalan jauh. Dan tidak ada petunjuk arah maupun papan informasi," ujarnya.
Baca juga: Lebaran, pelabuhan Ulee Lheue angkut 13.450 orang ke Sabang
Tak hanya itu, dirinya juga mengeluhkan akses internet di Pelabuhan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh. Apalagi simcard (kartu provider telepon) mereka tidak bisa terpakai di tanah rencong.
"Susah juga mencari internet karena simcard diblokir dan harus menggunakan internet Malaysia. WiFi pun tak berjalan bagus di sini," katanya.
Karena itu, dirinya berharap pemerintah di Aceh dapat mengoptimalkan pelayanan di Pelabuhan Ulee Lheue, sehingga para wisatawan yang hendak liburan ke Sabang tidak lagi kebingungan dan menerima pelayanan yang tidak ramah.
"Saran saya lebih membantu, seperti kita bukan orang di sini kita mau pergi ke mana tidak tahu karena tadi tidak ada informasi atau petunjuk arah," harap Yeni.
Merespon keluhan wisatawan, Kepala Pelabuhan Ulee Lheue, Muhammad Ridwan Siregar belum bisa memberikan tanggapan karena tidak mengetahui pasti mengenai keluhan yang dimaksudkan wisatawan tersebut.
"Mohon maaf kita tidak tahu pasti beliau (wisatawan) naik kapal cepat atau kapal roro? kurang informasi yang bagaimana? petugas yang mana?
Jadi saya tidak bisa memberi tanggapan, sekali lagi mohon maaf," demikian Ridwan.
Baca juga: Antrean panjang, porter di pelabuhan Ulee Lheu jual jasa antrean tiket