Banda Aceh (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat pembiayaan atau kredit perbankan di Provinsi Aceh pada Mei 2024 sebesar Rp40,09 triliun atau tumbuh sebesar 12,71 persen secara year-on-year/yoy, bahkan lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yaitu sebesar 10,28 persen secara yoy.
“Memang pertumbuhan kredit perbankan di Aceh terus menunjukkan peningkatan,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Rony Widijarto di Banda Aceh, Sabtu.
Ia menjelaskan berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit pada Mei 2024 ditopang oleh kredit modal kerja sebesar Rp6,9 triliun atau tumbuh 8,81 persen secara yoy.
Kemudian kredit investasi sebesar Rp6 triliun atau mengalami pertumbuhan 39,50 persen secara yoy, dan kredit konsumsi sebesar Rp27,02 triliun atau tumbuh 9,02 persen secara yoy.
Menurut Rony, pertumbuhan kredit ini juga ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di Aceh yang tergolong tinggi, yaitu tumbuh sebesar 11,01 persen secara yoy, atau dengan nilai sebesar Rp43,27 triliun pada Mei 2024.
“Tentunya ini menjadi sangat baik. Karena ini adalah bagian dari intermediasi perbankan, dengan meningkatnya dana pihak ketiga, memberikan kesempatan perbankan untuk melakukan, mengelola dalam menjaga pembiayaan,” ujarnya.
Selanjutnya, Rony mengatakan, perkembangan ekonomi Aceh membaik juga ditopang oleh pembiayaan sektor produktif yang mulai meningkat. Pada Mei 2024, nilai kredit sektor pertanian sebesar Rp2,8 triliun atau tumbuh 56,27 persen yoy.
Kemudian, nilai kredit sektor industri pengolahan sebesar Rp1,3 triliun atau tumbuh 19,36 persen yoy dan nilai kredit sektor perdagangan sebesar Rp5,5 triliun atau tumbuh 8,13 persen secara yoy.
“Pembiayaan sektor produktif juga mulai menunjukkan peningkatan, seperti pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan lainnya,” ujarnya.
Di sisi lain, ia menambahkan, prospek ekonomi Aceh diperkirakan membaik sepanjang 2024. Pada triwulan I-2024, pertumbuhan dari sisi sektoral didorong oleh meningkatnya kinerja lapangan usaha administrasi pemerintah, transportasi dan pergudangan, konstruksi, dan pertambangan.
Sementara dari sisi penggunaan, pertumbuhan didorong oleh konsumsi pemerintah terkait penyelenggaraan pemilihan umum pada triwulan I-2024. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi selama 2024 diprakirakan tetap kuat berada di kisaran 4,04 hingga 4,84 persen.
“Peningkatan ini sejalan dengan penyelesaian pembangunan proyek strategis nasional dan pembangunan infrastruktur PON 2024, serta perbaikan harga komoditas tambang di tahun 2024,” ujarnya.
Baca juga: Sektor perdagangan dominasi pembiayaan KUR di Aceh