Lebih memprihatinkan lagi, Keumala menyatakan bahwa pihaknya hingga kini belum menemukan keberadaan posko bantuan.
“Dan yang paling miris, kami sudah putar-putar di kota Takengon, belum ketemu posko. Intinya sampai saat ini kami belum menemukan posko,” katanya.
Ia juga melaporkan bahwa di pintu masuk Takengon ada banyak tiang listrik yang sudah jatuh akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu (26/11).
Yayasan HAkA sedang menggelar Festival Linge, di mana sejumlah tim dan jurnalis ditugaskan ke lokasi tersebut. Namun, sejak bencana terjadi, komunikasi dengan tim yang berada di Linge terputus. Mereka bahkan kesulitan menghubungi tim lain yang berkantor di Banda Aceh.
Baca: Belasan alat berat Kementerian PU atasi jalan putus akibat bencana di Pidie Jaya Aceh
Pada Sabtu (29/11), Keumala dan tim yang berada di Takengon akhirnya bertemu dengan tim HAkA yang datang dari Linge. Tim tersebut berjalan selama dua hari tiga malam untuk mencapai Kota Takengon setelah seluruh jalur darat terputus akibat longsor.
Sementara itu, kata Keumala, sebagian tim lainnya masih terjebak di kawasan pegunungan dan belum berhasil keluar menuju Takengon.
“Sebagian tim dari Linge, termasuk dokter dan masyarakat lainnya, masih ada yang terjebak di gunung-gunung dan belum sampai ke Takengon,” katanya.
