Dia menyebutkan bahwa tim dan warga di Linge butuh bantuan segera sebab logistik yang semakin menipis dan tidak cukup untuk beberapa hari ke depan.
“Butuh segera dikirimkan bantuan, terutama untuk orang di Linge. Logistik mereka habis,” katanya.
Di sisi lain, kondisi aliran sungai juga dilaporkan terus meningkat.
“Daerah Jamat dan Petek, ancur semua rumah. Masyarakat di desa paling ujung, malam hari, naik ke gunung karena air sungainya naik,” katanya.
Baca: Ditlantas Polda Aceh imbau masyarakat tunda perjalanan karena banyak lintasan putus
Keumala menyayangkan di tengah kondisi darurat ini, penanganan bencana dari pemerintah justru dinilai berlangsung lambat.
“Situasi di sini makin kacau. Bantuan lama, setiap kami ke kantor bupati tidak ada hasil apa apa. Penanganannya lambat kali,” katanya.
Sementara itu, Pendiri dan Ketua Yayasan HAkA, Farwiza Farhan menyatakan bahwa terdapat 15 orang tim, termasuk jurnalis, yang masih terjebak di Linge. Selain itu, tiga orang lainnya telah berhasil tiba di Takengon dengan berjalan kaki dari Linge.
Namun, Farwiza mengakui bahwa hingga kini komunikasi dengan tim yang berada di Linge maupun Takengon masih sangat sulit dilakukan.
