"Dengan terbukanya akses yang menghubungkan dua desa di kepulauan itu yakni Desa Ujung Sialit - Asantola akan memudahkan peluang untuk membuka akses jaringan listrik ke Desa Ujung Sialit," kata Asissten I Setdakab Aceh Singkil Muhammad Ichsan pada Musrenbang 2018 di Kecamatan Pulau Banyak Barat, Rabu.
Sebab, ujarnya, badan jalan yang menghubungkan Desa Asantola menuju Ujung Sialit maupun sebaliknya sepanjang 4.000 meter penuh masih ditumbuhi tumbuhan kayu-kayu besar. Padahal sebelumnya sudah ruas badan jalan tersebut sudah pernah dilakukan.
Selama ini, kata Ichsan, yang menjadi kendala pemasangan jaringan listrik karena tidak adanya akses jalan yang menghubungkan ke Ibukota Kecamatan Haloban yang masih tahap pengerasan.
"Insya Allah jika jalan sudah tersedia kita akan tagih janji PLN, 2019 upaya dituntaskan," katanya.
Ia menyebutkan, rencana program kerja Pemkab Aceh Singkil tahun 2019 yakni, penguatan ekonomi lokal melalui kepariwisataan, kelautan, infrastruktur dan transportasi yang mendukung perdagangan dan pertanian.
Untuk mendukung arah kebijakan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan dalam 5 tahun akan dibagi menjadi tiga zona yang meliputi zona pertanian, yakni wilayah kerja Kecamatan Suro, Danau Paris, Singkohor dan Kamatan Baharu.
Zona Perdagangan, meliputi Kecamatan Gunung Meriah dan Simpang Kanan, zona perikanan, pariwisata dan pelabuhan, meliputi wilayah Kecamatan Singkil, Singkil Utara, Kuala Baru, Pulau Banyak Barat (PBB) dan Kecamatan Pulau Banyak.
Dalam kesempatan itu ia juga berpesan, agar setiap usulan jangan terjadi tumpang tindih kegiatan. Perhatikan usulan berskala kecil, agar dapat ditampung dalam kegiatan dana desa.
Sudah saatnya seluruh desa harus membentuk badan usaha milik desa (Bumdes), sehingga dapat memberikan penambahan penerimaan desa. "Bumdes sudah menjadi kebutuhan dan keharusan untuk desa," sebut Ichsan.
Sebelumnya, Camat Pulau Banyak Barat Hasbi dalam laporannya menyampaikan, berjumlah 13 dusun dan 4 gampong (desa) di Kecamatan PBB, masing-masing telah menyampaikan usulan, yang sudah dimusyawarahkan di desa, agar bisa dirumuskan di kecamatan.
"Selama ini Desa Ujung Sialit untuk penerangan hanya memanfaatkan mesin genset pembangkit tenaga listrik, yang berbahan bakar solar," katanya.