Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh akan menjajaki pembangunan rumah sakit narkotika menyusul tingginya korban penyalahgunaan barang terlarang tersebut di provinsi ujung barat Indonesia itu.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah di Banda Aceh, Rabu (26/6), mengatakan membangun rumah sakit narkotika jauh lebih mahal dibanding rumah sakit pada umumnya.
"Rencana pembangunannya belum ada, namun Pemerintah Aceh akan menjajakinya agar rumah sakit narkotika bisa dibangun di Aceh," kata Nova Iriansyah.
Pernyataan tersebut dikemukakan Nova Iriansyah usai menghadiri dan memberikan sambutan pada puncak peringatan Hari Antinarkotika Internasional (HANI) di Taman Sari, Banda Aceh.
Puncak peringatan HANI yang digelar Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh tersebut dirangkai dengan pertunjukan seni dan panggung hiburan yang menghadirkan grup musik etnik Aceh.
Nova Iriansyah menyebutkan, pembangunan rumah sakit narkotika membutuhkan perencanaan matang. Termasuk pemilihan lokasi yang cocok
"Pemilihan lokasi pembangunan juga harus tepat, jangan nanti setelah dibangun, rumah sakitnya tidak dikunjungi. Pemilihan lokasi juga mempertimbangkan usulan pemerintah kabupaten/kota," kata Plt Gubernur Aceh.
Selain pemilihan lokasi, perencanaan konsep rehabilitasi korban narkoba yang akan menjadi pasien juga harus direncanakan dengan baik. Dengan demikian, korban narkoba yang menjalani perawatan bisa pulih setelah dari rumah sakit tersebut.
"Jadi, membangun rumah sakit narkotika bukan pekerjaan mudah. Anggarannya jauh lebih mahal serta membutuhkan perencanaan matang. Rumah sakit narkotika berbeda dengan rumah sakit lainnya," kata Nova Iriansyah.