Banda Aceh (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) melalui Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) menurunkan tim relawan untuk memastikan kondisi teraktual, dan termasuk melakukan evakuasi dini terhadap para korban warga sekitar pascameletusnya Gunung Tangkuban Perahu di Subang, Jawa Barat, Jumat (26/7).
"ACT merespon cepat meletusnya Gunung Tangkuban Perahu yang telah membuat panik para wisatawan. Kami berharap tidak ada korban jiwa. Tim relawan kami terjunkan baik dari relawan Jawa Barat maupun dari team emergency respon di Jakarta," ungkap Direktur Komunikasi ACT, Lukman Azis dalam siaran pers diterima di Banda Aceh, Selasa.
Hingga kini, lanjut Lukman, tim relawan masih mendata jumlah masyarakat yang terdampak letusan Gunung Tangkuban Perahu mencapai 200 meter di atas puncak.
Baca juga: ACT datangkan syech asal Palestina kampanye kurban untuk warga Gaza
"Yang jelas, ACT akan terus berupaya membantu para korban yang terdampak bencana. Di tahap awal, kami akan melakukan evakuasi terlebih dahulu. Setelah itu, kami akan rancang aksi lapangan yang biasa kami lakukan," terang dia.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan rilis, bahwa tinggi kolom abu saat erupsi terjadi mencapai 200 meter di atas puncak atau di ketinggian 2.284 meter di atas permukaan laut.
Baca juga: ACT salurkan 8.000 liter air bersih atasi kekeringan di Aceh Tamiang
PVMBG telah mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.
Pengunjung dilarang menginap di kawasan kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu.
Baca juga: ACT targetkan distribusi 1.000 ekor hewan kurban ke seluruh Aceh
Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu juga diminta mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba, dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.
ACT turunkan relawan pascameletusnya Gunung Tangkuban Perahu
Selasa, 30 Juli 2019 22:39 WIB