Banda Aceh (ANTARA) - Indonesia Wound Care Clinician Association (InWCCA) atau asosiasi perawatan luka Indonesia melakukan pertemuan ilmiah internasional terkait penangan luka akibat bencana yang terjadi seluruh nusantara.
Presiden InWCCA Edy Mulyadi mengatakan pertemuan ilmiah tahun ini dilakukan di Provinsi Aceh, mengingat daerah berjulukan "Serambi Mekkah" tersebut rawan dan kerap terjadi bencana.
"Kegiatan ini memang rutin setiap dua tahun sekali kita adakan. Tahun ini temanya kebencanaan. Jadi salah satu daerah paling banyak bencana itu Aceh makanya kita laksanakan disini," katanya, di Banda Aceh, Jumat.
Dia menyebutkan dalam pertemuan ilmiah tersebut akan memaparkan terkait konsep penanganan luka ketika bencana terjadi di lingkungan masyarakat. Pesertanya merupakan perawat klinis, akademisi, bidan, dan juga dokter dari seluruh Indonesia.
"Jadi nanti teman-teman perawat ini bisa terpapar ilmu bagaimana penanggulangan luka bencana, sehingga saat bencana terjadi, perwakilan kita di daerah menjadi juru utama untuk membantu masyarakat di daerah bencana itu," katanya.
Kata dia, para perawat luka tersebut memang dipersiapkan untuk penanggulangan luka ketika bencana di Indoensia. Program ini tidak melibatkan berbagai lembaga, organisasi, bahkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam menggerakkan.
"Jadi ini memang kita siapkan, disini ada sebuah modul tentang konsep-konsep bagaimana tujuh langkah menangani luka bencana di Indonesia. Saat ini kita punya anggota 16.000 perawat klinis terlatih, kalau di Aceh kita punya sekitar 752 orang," katanya.