Takengon, Aceh (ANTARA) - Mahasiswi Gayo di China Fiqhi Nahdiah mengatakan ia harus memilih-milih penerbangan untuk pulang ke Aceh, khususnya menghindari penerbangan yang transit di wilayah Negeri Tirai Bambu itu.
Karena itu ia lebih memilih menunggu untuk mendapatkan rute penerbangan yang diinginkannya.
"Kendalanya itu, menghindari penerbangan yang transitnya di wilayah China, karena masih khawatir. Jadi untuk menghindari itu saya milih penerbangan yang transitnya hanya sekali dan itu tidak di wilayah China," katanya dalam percakapannya dengan Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar via seluler di Takengon, Rabu.
Baca juga: Bupati telepon mahasiswa Gayo di China pastikan kepulangan
Mahasiswi ini mengatakan ia baru akan pulang menuju kampung halamannya di Takengon Aceh Tengah pada 2 Februari mendatang.
"Kalau penerbangan yang ini nanti transitnya hanya di Kuala Lumpur, dari Kuala Lumpur langsung ke Medan, Sumut. Kalau penerbangan yang lain itu transitnya di Hongkong, dimana, itu kan masih dalam wilayah China, jadi itu agak khawatir," tuturnya.
Baca juga: Pemerintah Indonesia siapkan evakuasi WNI di China
Fiqhi Nahdiah mengaku sudah berada di China sejak September 2019 untuk kuliah di jurusan Comparative Education pada Zhejiang Normal University di Kota Jinhua, Provinsi Zhejiang.
Baca juga: Pemerintah kirim Rp50 juta lagi uang untuk mahasiswa Aceh di Wuhan
Selama di sana ia tinggal di asrama universitas tersebut. Mahasiswi ini mengaku ketakutan selama heboh wabah virus corona melanda.
"Saya di Kota Jinhua, Provinsi Zhejiang. Itu dekat bagian Shanghai. Kalau dari Kota Wuhan sendiri itu mungkin sekitar 7 jam ke tempat saya," kata Fiqhi Nahdiah.
Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengatakan akan menanggung sepenuhnya biaya kepulangan mahasiswi ini dari China.
"Berapa biayanya nanti kita tanggulangi. Dan untuk kembali ke Tiongkok nanti kita biayai juga, ya," kata Shabela Abubakar dalam percakapannya dengan Fiqhi Nahdiah.
Sementara Kabag Humas Setdakab Aceh Tengah Salman Nuri mengatakan saat ini ada satu lagi warga Aceh Tengah yang tercatat sedang menempuh pendidikan di China, namun sudah lebih dulu pulang ke Takengon.
"Selain Fiqhi, ada Tika, putri ibu Rahmah Ketiara. Tika sejak dua minggu lalu sudah berada di Takengon. Dan sempat bertemu dengan Bapak Shabela Abubakar," kata Salman Nuri.