Banda Aceh (ANTARA) - Akademisi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Dr Sofyan A Gani mengatakan bahwa proses belajar mengajar selama pandemi COVID-19 memiliki banyak tantangan sehingga berpengaruh pada kualitas pendidikan pelajar di Aceh.
“Data menyebutkan tentang kualitas lulusan SLTA di Aceh yang rendah, selama pandemi COVID-19 pendidikan kita dihadapi pada banyak kendala dengan sistem online," kata Sofyan A Gani, di Banda Aceh, Sabtu.
Sofyan menyampaikan, kendala yang dihadapi itu yakni proses belajar online, dimana perlu adanya kesiapan sekolah, guru, materi ajar, aplikasi yang digunakan, serta jaringan internet.
"Anak-anak yang belajar di rumah kebanyakan tidak disiplin, apalagi jika dukungan orang tua rendah," ujarnya.
Kata Sofyan, melihat realitas sekolah pada masa pandemi di Aceh maka perlu diberdayakan keahlian guru menggunakan teknologi, serta dukungan penuh para orang tua atau wali murid.
"Keberadaan guru dan anak saling membutuhkan, anak juga membutuhkan kawan untuk bermain dan bercanda guna mengasah metoriknya selama di sekolah atau madrasah," katanya.
Menurut Sofyan, keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tentang dikembalikan sekolah tatap muka pada awal tahun depan perlu mendapat dukungan dari pemangku pendidikan di daerah.
"Majelis Pendidikan Aceh (MPA) hingga kabupaten/kota harus mendukung ini. Namun, tetap dengan mematuhi protokol kesehatan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Sofyan mengajak semua pengurus MPA untuk terus berfikir keras lagi terhadap pengembangan pendidikan Aceh.
"Karena, proses untuk memperoleh mutu, daya saing dan karakter yang baik adalah pendidikan yang berkesinambungan sejak di pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga pendidikan tinggi, bukan hanya pada level tertentu saja," demikian kata Sofyan.