Banda Aceh (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati menyatakan seiring meningkatnya sosialisasi dan gerakan bersama terkait stunting (kekerdilan) banyak masyarakat di pedesaan telah memahami dengan baik.
“Alhamdulillah kasus stunting di Aceh mengalami penurunan dibanding awal-awal gerakan ini kita lakukan pada tahun 2019 yang mencapai 33 persen,” katanya di Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh di Banda Aceh, Senin.
Pernyataan itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam podcast Inforasa ANTARA Biro Aceh yang dipandu (host) Mirna Rasyada..
Ia menuturkan sejak awal turun ke daerah-daerah banyak masyarakat saat dijelaskan terkait stunting bertanya-tanya apa maksud dari stunting tersebut.
“Saya bersama kader PKK provinsi dan kabupaten/kota khususnya, terus mengencarkan sosialisasi, karena stunting ini bukan saja tugas PKK atau dinas tertentu, tapi merupakan tanggungjawab bersama,” katanya.
Dyah Erti mengatakan bahwa tumbuh kembang otak terjadi sejak janin di dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.
Berdasarkan penelitian, 80 persen pertumbuhan otak terjadi selama 1000 hari pertama kehidupan anak atau disebut juga sebagai periode emas perkembangan otak anak.
Karena itu, penting memberikan asupan makanan bergizi seimbang untuk mendukung pertumbuhan otak anak.
“Saya tidak pernah bosan dan selalu menyampaikan akan pentingnya asupan gizi yang cukup untuk anak, karena mereka nanti yang akan menjadi generasi masa depan Aceh hebat dan menjadi anak-anak hebat,” katanya.
Menurut dia untuk pencegahan stunting tersebut bukan tugas satu pihak, tapi merupakan kerja kolaboratif semua pihak baik Pemerintah Aceh, kabupaten dan kota hingga gampong dan termasuk lembaga vertikal, BUMN serta pihak lainnya.
Ia menambahkan sebagai bentuk komitmen untuk penanganan stunting Gubernur Aceh telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 14 tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan stunting Terintegrasi di Aceh.
“Kita berharap semua pihak termasuk pemerintahan gampong dapat mengoptimalkan peran serta untuk ketersediaan anggaran dalam penanganan stunting yang menjadi salah satu perhatian penting dalam pembangunan sumber daya manusia di masa mendatang,” demikian Dyah.