Tripoli (ANTARA Aceh) - Ladang minyak Al-Ghani di Libya Selatan diserang oleh beberapa gerilyawan bersenjata tak dikenal pada Jumat (6/3), mengakibatkan delapan orang tewas menurut National Oil Corporation (NOC), perusahaan milik negara di Libya.
Menurut pernyataan NOC, delapan penjaga keamanan tewas tapi tak ada pekerja ladang minyak itu cedera.
Seperti dilansir kantor berita Xinhua, identitas penyerang ladang minyak itu belum diketahui.
Beberapa warga setempat mengatakan mereka melihat asap tebal membubung dari daerah tersebut.
Pekan lalu, beberapa gerilyawan yang setia pada organisasi fanatik Negara Islam (Islamic State/IS) meningkatkan sreangan terhadap ladang minyak di Libya Timur, sehingga memaksa NOC mengumumkan 11 ladang minyaknya tak beroperasi.
Libya telah menyaksikan peningkatan drastis kerusuhan setelah kerusuhan 2011 - yang menggulingkan pemimpin negeri tersebut Muammad Gaddafi.
Kelompok IS dan milisi pro-sekuler telah bersaing untuk memperebutkan kota besar dan kecil selama berbulan-bulan, sehingga menimbulkan kekacauan di negara Afrika Utara itu.
Dua pemerintahan, satu di ibu kota dan pemerintah Perdana Menteri Abdullah Ath-Thinni di bagian timur, telah berusaha memperoleh kekuasaan sejak kelompok bersenjata Fajar Libya merebut Tripoli pada Juli dan melantik kembali anggota parlemen dari majelis sebelumnya.
Sebagian kelompok yang berafiliasi kepada IS memanfaatkan keadaan dan merebut beberapa kota besar seperti Sirte dan Derna.
Menurut pernyataan NOC, delapan penjaga keamanan tewas tapi tak ada pekerja ladang minyak itu cedera.
Seperti dilansir kantor berita Xinhua, identitas penyerang ladang minyak itu belum diketahui.
Beberapa warga setempat mengatakan mereka melihat asap tebal membubung dari daerah tersebut.
Pekan lalu, beberapa gerilyawan yang setia pada organisasi fanatik Negara Islam (Islamic State/IS) meningkatkan sreangan terhadap ladang minyak di Libya Timur, sehingga memaksa NOC mengumumkan 11 ladang minyaknya tak beroperasi.
Libya telah menyaksikan peningkatan drastis kerusuhan setelah kerusuhan 2011 - yang menggulingkan pemimpin negeri tersebut Muammad Gaddafi.
Kelompok IS dan milisi pro-sekuler telah bersaing untuk memperebutkan kota besar dan kecil selama berbulan-bulan, sehingga menimbulkan kekacauan di negara Afrika Utara itu.
Dua pemerintahan, satu di ibu kota dan pemerintah Perdana Menteri Abdullah Ath-Thinni di bagian timur, telah berusaha memperoleh kekuasaan sejak kelompok bersenjata Fajar Libya merebut Tripoli pada Juli dan melantik kembali anggota parlemen dari majelis sebelumnya.
Sebagian kelompok yang berafiliasi kepada IS memanfaatkan keadaan dan merebut beberapa kota besar seperti Sirte dan Derna.