Khamenei merujuk kepada retorika Barat mengenai pilihan militer terhadap Iran jika Teheran gagal mencapai kesepakatan nuklir dengan negara besar di dunia, kata kantor berita ISNA, seperti dikutip Xinhua.
"Republik Islam membuktikan negara ini dapat dengan gigih mempertahankan dirinya sendiri. Seluruh bangsa akan bersatu dan melawan musuh," katanya.
"Mereka telah menciptakan mitos mengenai senjata nuklir untuk menunjukkan bahwa Iran adalah ancaman," ujar Khamenei. Ia menambahkan, "Ancaman itu adalah Amerika Serikat, yang telah membahayakan keamanan regional melalui campur-tangannya, yang tak pernah berhenti."
Dunia menyaksikan bencana di Yaman, dan Amerika Serikat mendukung penyerang, kata Khamenei saat berbicara di hadapan sekelompok komandan militer Iran.
Khamenei memandang logika mengenai pilihan militer terhadap Iran merupakan "gertakan belaka" dan mengecamnya sebagai seruan "bodoh" bagi dihentikannya pengembangan pertahanan Iran, kata kantor berita Tasnim.
Yang membuat pembangunan militer Iran sebagai "pekerjaan luar biasa" ialah itu dicapai di bawah tekanan dan sanksi yang tak pernah ada sebelumnya. Ia menyampaikan perlunya pembangunan kemajuan yang dipercepat dan berlangsung terus.
Khamenei mengatakan meskipun terjadi peningkatan kekuatan militer Iran, negeri tersebut "tak pernah menjadi ancaman buat negara tetangganya dan regional".
Sementara itu Brigadir Jenderal Hossein Salami, Komandan Senior Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, mengatakan retorika yang berulangkali disampaikan mengenai "pilihan militer ada di meja (oleh Amerika Serikat) tak membuat kami prihatin, dan usul kami dilandasi atas perang habis-habisan dengan Amerika Serikat".
Presiden Iran Hassan Rouhani pada Sabtu (18/4) mengatakan, dalam satu upacara untuk memperingati Hari Militer Iran, "kekuatan mendasar militer" Iran ialah untuk tujuan penangkal dan bukan menjadi ancaman buat tetangganya maupun wilayah Timur Tengah".
Sebaliknya, militer Iran bertujuan membantu menegakkan "perdamaian dan keamanan" di wilayah yang dicabik perang, kata Rouhani.