Pengamat militer dari Universitas Paramadina, Anton Aliabbas, meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk mempertimbangkan faktor regenerasi dalam memilih calon Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).
Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa akan dilantik sebagai Panglima TNI untuk menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang memasuki masa pensiun.
"Selain dari rekam jejak penugasan, saya beharap Presiden Jokowi ikut mempertimbangkan faktor regenerasi di tubuh TNI AD sehingga jalannya regenerasi pengelolaan organisasi bisa berkesinambungan," kata Anton, di Jakarta, Selasa.
Dosen Paramadina Graduate School of Diplomacy ini menyebutkan secara normatif 17 perwira TNI AD berpangkat letnan jenderal memiliki peluang menggantikan Andika.
Dikatakan pula bahwa dari 16 orang pati TNI AD itu merupakan lulusan Akademi Militer 1986—1989 dengan rentang usia mendekati pensiun bervariasi, dan hanya seorang yang berasal dari Sepamilsuk 1989.
"Selain itu, hanya satu dari 17 pati tersebut yang tercatat sebagai peraih Adhi Makayasa," ujarnya.
Berdasarkan Pasal 71 UU TNI, usia pensiun perwira paling lama adalah 58 tahun. Dari 17 pati tersebut, tiga orang akan pensiun pada tahun ini, delapan orang pati akan pensiun pada tahun 2022, tiga orang pati TNI KN pensiun pada tahun 2024, dan dua orang pati TNI akan pesiun pada tahun 2025.
"Siapa yang akan menjabat Kasad? Sesuai dengan Pasal 14 UU TNI adalah prerogatif Presiden atas usul Panglima TNI. Dalam hal ini, Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) akan membantu Panglima TNI dalam merumuskan siapa saja nama-nama yang diajukan kepada Presiden," papar Anton.
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) ini menyebutkan ada beberapa jalur untuk menjadi Kasad. Ada yang dari "jalur" Pangkostrad, seperti Gatot Nurmantyo, Mulyono, dan Andika Perkasa.
"Ada yang dari 'jalur' Wakil Kasad, seperti Moeldoko, Endriartono Sutarto, dan Djoko Santoso. 'Jalur' lain-lain, yakni Budiman (Sekjen Kemhan)," ucap Anton.