Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Sulit dilukiskan, rasa kebahagian dan kegembiraan yang bernaung di hati Nek Khatijah (65), janda, warga Desa Pasie Kuala Asahan, Kecamatan Kluet Utara, Kabupaten Aceh Selatan, dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah.
Selama hidupnya, ia belum pernah merasakan perhatian pemerintah, namun menyambut Idul Fitri tahun 2015 ini, karunia Allah SWT merubah kesusahan dan kesulitan hidup yang dirasakannya selama ini sebagai sosok kaum dhuafa.
Rumah yang ditempatinya selama ini yang tidak layak huni, berubah bentuk menjadi rumah layak huni berkat bantuan suka rela dari Batalyon 115/Macan Lueser.
Didampingi Kepala Desa Pasie Kuala Asahan, Muhammad Junaidi, Nek Khatijah terlihat menetes air mata mengecap rahmat Allah saat menyambut hari raya.
Sungguh tidak bisa dipungkiri, gubuk reyot yang ditempati selama ini tanpa sumur dan MCK, atap yang bocor, sebahagian berdinding pelepah rumbia serta harus memasak di lantai tanah menggunakan tungku batu, kini mulai tersentuh perhatian dari pihak TNI. Semoga rumah itu kelak membuat ia nyaman beribadah seraya aman mencari nafkah dari belas kasihan orang.
"Sejak suami meninggal, saya hidup sendiri dan harus mencari nafkah sendiri. Seiring itu pula saya belum mendapat perhatian pemerintah untuk mendapat rumah bantuan. Paling-paling saya hanya mendengar informasi ada rumah bantuan untuk kaum dhuafa, tetapi rezeki itu belum berpihak kepada saya. Ya beginilah adanya. Syukur Alhamdulilla dan terimakasih setinggi-tingginya, cucu saya dari TNI datang dan membedah gebuk reyot ini," papar Nek Khatijah sembari menyeka airmata saat disambangi Danyon 115/ML, Jumat (24/7).
Menurut Nek Khatijah, untuk memenuhi kebutuhan hidup selama ini, dirinya harus mengumpulkan buah kelapa jatuh lalu menjualnya, telur ayam kampung, buah pinang dan kayu bakar yang dipungut dari hutan.
Lebih memilukan lagi, saat memerlukan air sebagai kebutuhan hidup, ia harus menumpang di rumah tetangga yang tergolong kerabat.
Kesunyian malam hanya diterangi pelita yang terbuat dari botol karena di gubuk reyotnya tersebut belum terpasang listrik.
"Apapun itu, saya tidak pernah mengeluh. Dalam shalat dan berpuasa saya berdoa semoga Allah memberi kesehatan dan umur panjang. Bagi TNI yang telah membantu, mudah-mudahan dimuliakan Allah dan mendapat pembalasan yang setimpal," tuturnya selepas membuat perapian kayu bakar di tungku tradisional.
Sementara itu, Kepala Desa Pasie Kuala Asahan menyebutkan, fenomena hidup keseharian yang sangat pilu yang ditapaki Nek Khatijah selama ini akhirnya terendus oleh Komandan Batalyon 115/ML. Langkah bantuanpun dikerahkan hingga membangun rumah tersebut.
"Sebelumnya kami sudah mengusulkan rumah bantuan untuk Nek Khatijah, namun belum ada tindaklanjut karena kuota yang diberikan terlalu sedikit," ungkap Muhammad Junaidi.
Komandan Bataliyon (Danyon) 115/ML Letkol Inf Eka Oktavian Wahyu Cahyono menerangkan, bedah rumah merupakan salah satu bagian dari kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukannya untuk membantu warga yang kesulitan (kurang mampu) atau bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan seperti Nek Khatijah.
"Kami mengetahui ada rumah janda miskin yang tidak layak huni ketika menyalur bantuan sembako saat HUT Persit Kartika Candra Kirana. Kami menjumpai rumah Nek Khatijah tidak layak huni, lalu hati kami tergerak untuk membantu sedaya mampu," ujarnya.
"Alhamdulillah bedah rumah mulai kita laksanakan hingga tuntas. Direncanakan selain membangun bangunan rumah juga dibangun MCK dan sumur," sebut Eka didampingi para perwira Bataliyon 115/ML.
Lanjut Danyon, keberadaan TNI siap memberikan yang terbaik untuk rakyat. Mensinergikan program pembangunan dengan pemerintah daerah dan instansi lain.
"Kita tumbuhkan semangat kebersamaan untuk menyejahteraan masyarakat," imbuhnya seraya menyerahkan santunan kepada Nek Khatijah.
Selama hidupnya, ia belum pernah merasakan perhatian pemerintah, namun menyambut Idul Fitri tahun 2015 ini, karunia Allah SWT merubah kesusahan dan kesulitan hidup yang dirasakannya selama ini sebagai sosok kaum dhuafa.
Rumah yang ditempatinya selama ini yang tidak layak huni, berubah bentuk menjadi rumah layak huni berkat bantuan suka rela dari Batalyon 115/Macan Lueser.
Didampingi Kepala Desa Pasie Kuala Asahan, Muhammad Junaidi, Nek Khatijah terlihat menetes air mata mengecap rahmat Allah saat menyambut hari raya.
Sungguh tidak bisa dipungkiri, gubuk reyot yang ditempati selama ini tanpa sumur dan MCK, atap yang bocor, sebahagian berdinding pelepah rumbia serta harus memasak di lantai tanah menggunakan tungku batu, kini mulai tersentuh perhatian dari pihak TNI. Semoga rumah itu kelak membuat ia nyaman beribadah seraya aman mencari nafkah dari belas kasihan orang.
"Sejak suami meninggal, saya hidup sendiri dan harus mencari nafkah sendiri. Seiring itu pula saya belum mendapat perhatian pemerintah untuk mendapat rumah bantuan. Paling-paling saya hanya mendengar informasi ada rumah bantuan untuk kaum dhuafa, tetapi rezeki itu belum berpihak kepada saya. Ya beginilah adanya. Syukur Alhamdulilla dan terimakasih setinggi-tingginya, cucu saya dari TNI datang dan membedah gebuk reyot ini," papar Nek Khatijah sembari menyeka airmata saat disambangi Danyon 115/ML, Jumat (24/7).
Menurut Nek Khatijah, untuk memenuhi kebutuhan hidup selama ini, dirinya harus mengumpulkan buah kelapa jatuh lalu menjualnya, telur ayam kampung, buah pinang dan kayu bakar yang dipungut dari hutan.
Lebih memilukan lagi, saat memerlukan air sebagai kebutuhan hidup, ia harus menumpang di rumah tetangga yang tergolong kerabat.
Kesunyian malam hanya diterangi pelita yang terbuat dari botol karena di gubuk reyotnya tersebut belum terpasang listrik.
"Apapun itu, saya tidak pernah mengeluh. Dalam shalat dan berpuasa saya berdoa semoga Allah memberi kesehatan dan umur panjang. Bagi TNI yang telah membantu, mudah-mudahan dimuliakan Allah dan mendapat pembalasan yang setimpal," tuturnya selepas membuat perapian kayu bakar di tungku tradisional.
Sementara itu, Kepala Desa Pasie Kuala Asahan menyebutkan, fenomena hidup keseharian yang sangat pilu yang ditapaki Nek Khatijah selama ini akhirnya terendus oleh Komandan Batalyon 115/ML. Langkah bantuanpun dikerahkan hingga membangun rumah tersebut.
"Sebelumnya kami sudah mengusulkan rumah bantuan untuk Nek Khatijah, namun belum ada tindaklanjut karena kuota yang diberikan terlalu sedikit," ungkap Muhammad Junaidi.
Komandan Bataliyon (Danyon) 115/ML Letkol Inf Eka Oktavian Wahyu Cahyono menerangkan, bedah rumah merupakan salah satu bagian dari kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukannya untuk membantu warga yang kesulitan (kurang mampu) atau bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan seperti Nek Khatijah.
"Kami mengetahui ada rumah janda miskin yang tidak layak huni ketika menyalur bantuan sembako saat HUT Persit Kartika Candra Kirana. Kami menjumpai rumah Nek Khatijah tidak layak huni, lalu hati kami tergerak untuk membantu sedaya mampu," ujarnya.
"Alhamdulillah bedah rumah mulai kita laksanakan hingga tuntas. Direncanakan selain membangun bangunan rumah juga dibangun MCK dan sumur," sebut Eka didampingi para perwira Bataliyon 115/ML.
Lanjut Danyon, keberadaan TNI siap memberikan yang terbaik untuk rakyat. Mensinergikan program pembangunan dengan pemerintah daerah dan instansi lain.
"Kita tumbuhkan semangat kebersamaan untuk menyejahteraan masyarakat," imbuhnya seraya menyerahkan santunan kepada Nek Khatijah.