Banda Aceh (ANTARA) - Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI) M Arief Rosyid Hasan menyatakan BSI memiliki tanggungjawab untuk ikut serta mendorong pertumbuhan ekonomi di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
“Berdasarkan data yang ada Aceh masih perlu terus dipacu dan BSI sebagai Bank BUMN atau representasi Pemerintah Pusat merasa terpanggil untuk ikut berkontribusi mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat,” katanya di Banda Aceh, Senin.
Pernyataan itu usai meninjau KIA Ladong Aceh Besar dan mengunjungi Atsiri Research Center USK di Darussalam, Banda Aceh. Dalam kunjungan tersebut turut hadir Ketua Dewan Analis Strategis BIN, Letjend TNI (Purn) Muhammad Munir, Kepala Dinsperindag Aceh, Mohd Tanwier dan Regional CEO BSI Aceh, Wisnu Sunandar.
Ia menjelaskan jika nantinya di KIA Ladong khususnya akan dibangun pusat pelatihan industri bagi anak muda, itu sesuai dengan espektasi Presiden Joko Widodo.
Pemerintah juga berharap BSI agar punya kemampuan untuk mengungkit mendorong kelompok ekonomi anak muda mayoritas di Tanah Air dan Aceh khususnya.
“Kita sangat mendukung untuk kemajuan ekonomi daerah khususnya Aceh dan kelompok anak muda,” katanya.
Ia juga mengatakan BSI juga siap bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pihak khususnya dengan ARC dalam pengembangan bisnis yang ikut melibatkan kaum milenial baik dalam pemasaran termasuk sektor lainnya.
“Kami telah menjelaskan berbagai potensi dan peluang yang ada terkait nilam termasuk peran serta anak muda dalam memasarkan berbagai produk yang dihasilkan oleh ARC khususnya dan turunannya,” katanya.
Ia menambahkan sebagai bank syariah milik pemerintah, BSI akan mengambil peran maksimal kepada kaum milenial agar dapat terus eksis dan berkembang termasuk juga pada petani nilam.
“Kami berkomitmen untuk mendukung kemajuan ekonomi Aceh salah satunya melalui pengembangan nilam yang merupakan salah satu bahan dasar parfum dan harganya sangat menjanjikan,” katanya.
Ketua ARC USK, Syaifullah Muhammad mengatakan nilam merupakan komoditas yang sangat potensial yang dapat dikembangkan untuk menurunkan angka kemiskinan di Provinsi Aceh.
“Saat ini kita telah membina para kelompok yang tujuannya adalah agar harga minyak nilam tetap stabil dan Alhamdulillah saat ini harga minyak nilam stabil karena masyarakat juga memiliki alternatif untuk menjual minyak nilam,” katanya.