Banda Aceh (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar menggelar obrolan santai membahas tentang tanaman bonsai guna mendekatkan lagi tanaman tersebut dengan masyarakat.
“Kita berharap melalui podcast ini akan memantik semangat peserta untuk kenal lebih dekat dengan bonsai, karena itu kita laksanakan secara santai sambil ngopi di sore hari. Jadi ilmu diperoleh dan hobby juga tersalurkan," kata Farid Nyak Umat di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan Kegiatan dalam bentuk podcast tersebut dilaksanakan untuk mengetahui lebih dalam seluk beluk dan potensi bonsai di Aceh.
Acara yang dipandu langsung oleh Farid Nyak Umar ini menghadirkan dua orang narasumber yang berkompeten dari penggiat bonsai yaitu Mukhtar dan Cucu Syam.
Mukhtar mengatakan sebelum tsunami, penggemar tanaman bonsai di Aceh sudah banyak, bahkan komunitas bonsai itu sudah terdaftar di tingkat nasional.
"Kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Ketua DPRK Banda Aceh. Sekarang kita mencoba menghidupkan kembali komunitas bonsai, karena ada tanaman di Aceh yang tidak ada di tempat lain, bisa dijadikan sebagai bahan untuk bonsai," kata Mukhtar yang juga Keuchik Merduati Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh.
Cucu Syam yang akan disapa Akang, mengupas terkait jenis-jenis bonsai, teknik bonsai serta syarat tanaman yang bisa dijadikan bonsai.
Ia menambahkan bahwa jenis bonsai itu jumlahnya sangat banyak, contohnya untuk tanaman bonsai beringin (kimang) saja itu lebih kurang sampai puluhan jenis di Indonesia.
Kang Cucu juga menjelaskan syarat tanaman untuk dijadikan bonsai yaitu tanaman berumur panjang, kemudian memiliki cabang, ranting, anak ranting, dan cucu ranting dan seterusnya.
"Jadi syarat untuk dijadikan bonsai itu tanaman berumur panjang, karena tanaman bonsai itu makin lama kita rawat maka semakin bagus, bahkan di Jepang usia bonsai ratusan tahun, itu sudah turun temurun dengan perawatan yang intensif," kata Kang Cucu Syam.