Banda Aceh (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Aceh menyebutkan sebanyak 2.788 warga provinsi paling barat Indonesia itu sudah berangkat menunaikan ibadah umrah di tengah pandemi COVID-19.
“Sudah 2.788 orang. Tentu data ini akan terus bertambah,” kata Kepala Kanwil Kemenag Aceh melalui Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Arijal di Banda Aceh, Selasa.
Menurut Arijal, ribuan jamaah umrah Aceh berangkat melalui travel umrah yang ada di Aceh. Tercatat ada 26 travel umrah yang berpusat di Aceh serta 52 travel umrah cabang dari daerah lain. Semuanya memiliki izin.
“Saat ini ada jamaah yang masih disana, ada juga yang sudah pulang dan ada yang mau berangkat,” kata Arijal.
Seperti diketahui pemerintah Indonesia mulai melepas jamaah ibadah umrah pada awal Januari 2022 setelah beberapa tahun terakhir tidak mengirim jamaah akibat wabah COVID-19.
Menurut Arijal, antusias masyarakat Tanah Rencong sangat tinggi untuk beribadah ke Tanah Suci. Apalagi di tengah bulan suci Ramadhan 1443 Hijriah. Masyarakat ramai-ramai menunaikan ibadah umrah.
“Orang banyak pilih umrah saat Ramadhan karena pahala sama dengan haji,” katanya.
Biasanya, lanjut dia, ada tiga paket umrah yang bisa dipilih masyarakat selama Ramadhan yakni 10 hari awal Ramadhan, 10 hari di tengah Ramadhan dan 10 hari di akhir Ramadhan.
Saat ini, Kemenag RI masih menerapkan skema kebijakan satu pintu keberangkatan ibadah umrah. Namun skema ini sudah diperluas. Selain di Jakarta, ada bandara daerah lain yang sudah bisa memberangkatkan jamaah umrah.
Untuk seluruh jamaah dari provinsi berjulukan Bumi Serambi Mekkah ini masih harus berangkat menuju Arab Saudi melalui ibukota Jakarta.
Selain itu, Arijal menambahkan ada penyesuaian biaya umrah akibat dampak pandemi COVID-19. Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI telah menetapkan biaya umrah saat ini minimal Rp30 juta.
Kalau dulu sebelum pandemi yang ditetapkan Dirjen PHU biaya umrah minimal Rp20 juta, kalau sekarang Rp30 juta. Ada kenaikan harga dampak dari pandemi, kata Arijal.