Meulaboh (ANTARA Aceh) - Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Aceh mewacanakan pembentukan bank untuk pembiayaan modal usaha kecil seluruh kader dalam rangka menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Rencananya akan dibuat bank KAHMI sendiri untuk pembiayaan khusus usaha kecil, bukan hanya untuk kader atau alumni HMI, tapi ini bank yang dikelola oleh KAHMI provinsi, disalurkan kepada masyarakat di pantai barat dan pantai timur Aceh," kata Ketua panitia Milad HMI ke-69 tahun 2016, Anwar, S.Sos, di Meulaboh, Selasa.
Dalam seminar diinisiasi Kahmi Aceh Barat bertema "HMI dan Lafran Pane Prophetic Leadership Menuju Indonesia Masa Depan" itu, menghadirkan pemateri tokoh alumni HMI yang sudah berkarir di dunia politik, pemerintahan dan sosial di Provinsi Aceh.
Anwar mengatakan, seminar dilaksankan pada aula kampus STAIN Meulaboh tersebut membicarakan perkembangan HMI dan peran strategis anggota Kahmi nasional, wilayah dan daerah untuk menentukan sikap dan langkah yang akan diambil dengan kondisi menghadapi MEA.
Organisasi alumni tersebut lebih berpikir secara general tidak hanya berfokus pada Islam, disesuaikan dengan ivent bergulir baik dalam menyikapi isu politik, pembangunan maupun MEA yang saat ini sedang dipersiapkan pemerintah.
"Berbicara Kahmi kita berpikir general, semua ivent bergulir disikapi, isu politik, pembangunan, MEA juga bagian dari Kahmi, karena anggota HMI saat ini punya posisi startegis, ada di DPR, biro pemerintah dan banyak juga kepala dinas di kabupaten/kota di Aceh," jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, sebelum muncul MEA di Indonesia yang membuka pasar bebas, besik training kader organisasi telah lebih awal mempersiapkan diri, seperti kemampuan berbahasa yang diagendakan dalam pertemuan setiap akhir pekan.
Hanya saja tantangan yang saat ini menjadi PR alumi HMI adalah mengembalikan semangat belajar dan komitmen bersama pada satu komando atasan tanpa ada pemilahan kader lulusan tahun 1998 dengan kader yang lahir era 2013.
Melalui kegiatan seminar demikian kata dia, akan coba dilahirkan satu rekomendasi bersama untuk menyamakan persepsi untuk menjadikan sebagai power pembangunan ditingkat nasional, wilayah dan kabupaten/kota di Aceh.
"Karena itu kita hari ini duduk bersama dalam seminar ini agar ada satu komitmen bersama menentukan sikap itu. Termasuk dalam membangun kebersamaan, tidak ada lagi terkotak-kotak kader-kader yang ada di daerah," katanya menambahkan.
Turut hadiri Ketua KAHMI Aceh Barat Dr H Syamsuar Basyariah, M.Ag, koordinator KAHMI wilayah Zulfikar ZB Lida, wakil koordinator KAHMI wilayah Azhari, M.Si, anggota presidium KAHMI wilayah Sayid Muniruddin Ali, SE, Ak, M.Sc, OKP, Ormas, Ketua Partai dan seluruh Alumni sepantai barat selatan Aceh yang dibuka Asisten III Setdakab Aceh Barat M Yunus.
"Rencananya akan dibuat bank KAHMI sendiri untuk pembiayaan khusus usaha kecil, bukan hanya untuk kader atau alumni HMI, tapi ini bank yang dikelola oleh KAHMI provinsi, disalurkan kepada masyarakat di pantai barat dan pantai timur Aceh," kata Ketua panitia Milad HMI ke-69 tahun 2016, Anwar, S.Sos, di Meulaboh, Selasa.
Dalam seminar diinisiasi Kahmi Aceh Barat bertema "HMI dan Lafran Pane Prophetic Leadership Menuju Indonesia Masa Depan" itu, menghadirkan pemateri tokoh alumni HMI yang sudah berkarir di dunia politik, pemerintahan dan sosial di Provinsi Aceh.
Anwar mengatakan, seminar dilaksankan pada aula kampus STAIN Meulaboh tersebut membicarakan perkembangan HMI dan peran strategis anggota Kahmi nasional, wilayah dan daerah untuk menentukan sikap dan langkah yang akan diambil dengan kondisi menghadapi MEA.
Organisasi alumni tersebut lebih berpikir secara general tidak hanya berfokus pada Islam, disesuaikan dengan ivent bergulir baik dalam menyikapi isu politik, pembangunan maupun MEA yang saat ini sedang dipersiapkan pemerintah.
"Berbicara Kahmi kita berpikir general, semua ivent bergulir disikapi, isu politik, pembangunan, MEA juga bagian dari Kahmi, karena anggota HMI saat ini punya posisi startegis, ada di DPR, biro pemerintah dan banyak juga kepala dinas di kabupaten/kota di Aceh," jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, sebelum muncul MEA di Indonesia yang membuka pasar bebas, besik training kader organisasi telah lebih awal mempersiapkan diri, seperti kemampuan berbahasa yang diagendakan dalam pertemuan setiap akhir pekan.
Hanya saja tantangan yang saat ini menjadi PR alumi HMI adalah mengembalikan semangat belajar dan komitmen bersama pada satu komando atasan tanpa ada pemilahan kader lulusan tahun 1998 dengan kader yang lahir era 2013.
Melalui kegiatan seminar demikian kata dia, akan coba dilahirkan satu rekomendasi bersama untuk menyamakan persepsi untuk menjadikan sebagai power pembangunan ditingkat nasional, wilayah dan kabupaten/kota di Aceh.
"Karena itu kita hari ini duduk bersama dalam seminar ini agar ada satu komitmen bersama menentukan sikap itu. Termasuk dalam membangun kebersamaan, tidak ada lagi terkotak-kotak kader-kader yang ada di daerah," katanya menambahkan.
Turut hadiri Ketua KAHMI Aceh Barat Dr H Syamsuar Basyariah, M.Ag, koordinator KAHMI wilayah Zulfikar ZB Lida, wakil koordinator KAHMI wilayah Azhari, M.Si, anggota presidium KAHMI wilayah Sayid Muniruddin Ali, SE, Ak, M.Sc, OKP, Ormas, Ketua Partai dan seluruh Alumni sepantai barat selatan Aceh yang dibuka Asisten III Setdakab Aceh Barat M Yunus.