Subulussalam (ANTARA Aceh) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Subulussalam, Aceh, menyiapkan 50 orang relawan untuk antisipasi ancaman banjir dan longsor di daerah itu.
"Untuk mitigasi sebanyak 50 relawan sudah dilatih. Mereka meliputi TNI, Polri, SAR, Tagana dan pramuka termasuk dari BPBD," kata Kepala BPBD Subulussalam, Kasman di Subulussalam, Rabu.
Ia mengatakan para relawan itu sudah dilatih cara melakukan evakuasi baik korban meninggal maupun korban selamat.
Mereka juga diajarkan cara menyelam dan cara menggunakan pelampung dan alat lainya di saat melakukan evaluasi korban.
"Mereka dilatih cara menyelam, pengevakuasi korban baik korban hidup maupun meninggal atau cacat. Pelatihanya dilaksanakan di Desa Penutungan karena di sana ada bukit dan ada air," kata Kasman.
Selain memiliki 50 relawan, BPBD Kota Subulussalam juga sudah melakukan sosialisasi mengurangi resiko bencana. Acara tersebut diikuti sebanyak 200 peserta terdiri dari 22 elemen masyarakat yang ada di pemko tersebut.
Ia mengatakan Subulussalam kerap dilanda banjir kiriman dari Aceh Tenggara, sehingga meski daerah itu tidak terjadi hujan, namun banjir bisa datang kapan saja. Karena itu, pihak melatih sejumlah relawan dan menggelar sosialisasi pengurangan resiko bencana.
Selain ancaman banjir dan longsor, kata Kasman, Kota Subulussalam juga rawan ancaman petir karena kondisi daerah yang tinggi, mengakibatkan tembakan petir begitu kuat, dan bahkan sampai menelan korban jiwa seperti beberapa tahun belakangan ini.
Untuk mengurangi resiko ancaman petir, BPBD Kota Subulussalam tahun ini mendapat anggaran Rp500 juta dari Otsus. Dana tersebut diperuntukkan untuk pemetaan daerah rawan petir dan study kelayakan serta rencana kontigensi.
"Tahun ini fokus pada pemetaan wilayah mana saja yang menjadi ancaman petir. Setelah ditemukan titik yang rawan petir, baru dibangun menara," ungkapnya.
Kasman mengatakan fungsi menara itu untuk mengarahkan tembakan petir ke satu arah ke menara tersebut, sehingga tembakan petir tidak terpecah seperti selama ini. Perencanaan awal menara anti petir akan dibangun ditiga titik seperti wilayah Penanggalan, Simpang Kiri dan Sultan Daulat.
Namun kata Kasman, tahun ini pihaknya sedang melakukan pemetaan dan study kelayakan terkait rencana pembangunan menara anti petir.
Beberapa tim ahli akan dihadirkan ke Subulussalam seperti team leder, ahli meteorologi, infrastruktur, sosiologi/antropologi, administrasi/keuangan dan suveyor dan kelektor data.
"Fungsinya menara itu dapat merangsang ion positif petir ke satu titik yaitu ke menara, jadi tembakan petir mengarah ke satu titik saja tidak terpecah. ini salah satu upaya mengurangi resiko bencana bahaya petir," ujar Kasman.