Banda Aceh (ANTARA) - Akademisi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Syiah Kuala Irham Fahmi meminta Pemerintah Aceh mengintervensi pemasaran produk-produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal.
"Kami meminta Pemerintah Aceh mengintervensi atau ikut campur tangan terhadap pemasaran produk-produk UMKM," kata Irham Fahmi di Banda Aceh, Selasa.
Menurut Irham Fahmi, selama ini UMKM di Provinsi Aceh terkendala dengan pemasaran. Padahal, kualitas produk UMKM di Aceh tidak kalah jauh dengan produksi pabrikan serupa.
Intervensi tersebut, kata Irham Fahmi, dapat dilakukan dengan mengeluarkan kebijakan agar setiap instansi pemerintah daerah diharuskan membeli dan menggunakan produk UMKM lokal.
"Seperti air mineral, instansi pemerintah daerah diwajibkan menggunakan produk UMKM lokal, tidak menggunakan produk luar daerah. Tentu, kebijakan ini didukung regulasi," kata Irham Fahmi
Begitu juga dengan produk-produk UMKM lokal lainnya, juga harus ada intervensi Pemerintah Aceh dalam pemasaran. Tujuan agar produk UMKM lokal menjadi raja di daerah sendiri.
Selain pemasaran produk, Irham Fahmi juga meminta Pemerintah Aceh membantu UMKM mendapatkan akses dengan mudah untuk mendapatkan kredit usaha rakyat (KUR)
"Apalagi sekarang ini di Aceh hanya ada satu perbankan yang menyalurkan KUR. Jika akses KUR sulit didapat, maka akan menjadi kendala bagi UMKM mengembangkan usahanya," kata Irham Fahmi.
Irham Fahmi mengatakan imbal jasa KUR sebesar enam persen. Sedangkan bukan KUR di atas 10 persen. Jika UMKM mendapatkan modal dari KUR, margin usaha uang didapat bisa menutupi biaya operasional dan pendapatan untuk simpanan.
"Jika modal dari pinjaman bukan KUR, maka margin usaha yang didapat hanya untuk biaya operasional dan bahan baku, tetapi untuk simpanan kecil atau bisa tidak ada sama sekali," kata Irham Fahmi.
Secara konsep ekonomi, kata Irham Fahmi, pendapatan sama dengan simpanan. Simpanan sama dengan investasi. Investasi sama dengan pendapatan.
"Jika tidak pendapatan hanya untuk biaya, maka simpanan tidak ada. Ketika simpanan tidak ada, maka investasi juga tidak terjadi. Apabila investasi tidak ada, maka pendapatan tidak meningkat," kata Irham Fahmi.