Banda Aceh (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) melepas komoditas ekspor ikan bandeng sebanyak 30 ton tujuan Korea dan Jepang.
“Ikan bandeng yang kita ekspor ini merupakan hasil produksi desa binaan BSI di Desa Meunasah Asan, Aceh Timur,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi di Banda Aceh, Selasa.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela pelepasan ekspor ikan bandeng desa binaan BSI dan peletakan batu pertama pembangunan Gedung BSI Region Aceh di Banda Aceh.
Ia menjelaskan BSI bersama dengan BSI Maslahat membantu peningkatan ekonomi masyarakat lewat pendampingan bagi petambak bandeng yang dilakukan di Aceh Timur sebagai wujud kontribusi meningkatkan ekonomi masyarakat.
Menurut dia pemberdayaan dan pembangunan desa menjadi salah satu fokus BSI guna mendorong desa-desa binaan naik kelas, baik dari sisi produktivitas maupun sosial ekonomi kemasyarakatan.
BSI menggarap Desa Meunasah Asan Aceh Timur sebagai Desa Berdaya Sejahtera Indonesia untuk go global.
Ia menyebutkan hasil tambak bandeng seluas 200 Ha di Desa Meunasah Asan mencapai 60 ton dan mampu menembus pasar ekspor ke Korea Selatan dan Jepang.
Ia mengatakan dengan adanya pendampingan program bersama BSI, ditargetkan periode produksi menjadi 3 kali setahun dari semula hanya 1 kali dalam setahun.
“BSI akan berperan sebagai mitra pendampingan, penguhubung dengan standby buyer para petani sehingga harga hasil panen dapat sesuai harga pasar dan desa binaan dapat terus maju dan mandiri,” katanya.
BSI berharap melalui program tersebut dapat meningkatkan taraf hidup petani tambak bandeng di Desa Meunasah Asan.
“Program CSR kami akan difokuskan untuk pembangunan desa yang berkelanjutan melalui pola green project, yaitu green energy, green environment dan sustainability. Salah satunya adalah project desa binaan di Aceh Timur ini”, kata Hery.
BSI Bersama BSI Maslahat menerapkan tiga program utama dalam pendampingan yakni pendampingan dan peningkatan produktivitas cluster perikanan tambak ikan bandeng.
Kemudian pemasangan solar panel di area tambak guna menggerakkan mesin kincir tambak sehingga jumlah produksi ikan bandeng ke depan dapat meningkat lebih baik sekaligus menjaga keberlanjutan melalui pemanfaatan energi terbarukan sinar matahari menjadi listrik.
Adapun yang ketiga, BSI memberikan 10 ribu pohon bakau yang akan ditanam di daerah pesisir Desa Meunasah Asan, yang berfungsi untuk mengurangi emisi karbon sekaligus pencegahan bencana.
Khusus untuk cluster perikanan, BSI fokus untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di mana semula petambak ikan hanya memiliki penghasilan panen 1 kali/tahun menjadi 3-4 kali/tahun.
Menurut dia dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut dapat meningkatkan taraf hidup penerima manfaat dari mustahik menjadi muzakki.
Selain Desa Meunasah Asan Aceh Timur, saat ini BSI memiliki program Desa BSI sudah tersebar di 12 provinsi, 22 kabupaten, dan 24 desa di seluruh Indonesia, dengan penerima manfaat sebesar 1.600 kepala keluarga lebih.
Ia merincikan terdapat berbagai klaster usaha yang dikelola oleh masyarakat dari program desa binaan seperti pertanian, peternakan domba dan kambing, perikanan, peternakan sapi, pertanian, kopi, hingga ekowisata.
Pihaknya berharap program Desa BSI bisa mencakup semua provinsi, kabupaten, dan desa di seluruh Indonesia, karena penguatan ekonomi masyarakat merupakan salah satu tujuan dari Sustainability Development Goals (SDGs).