Banda Aceh (ANTARA) - Tim Penilaian Jalan Tol Berkelanjutan (JTB) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengharapkan agar jalan tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) mempunyai ikon kearifan lokal yang ditonjolkan, dalam upaya mewujudkan tol berkarakter pada 2024.
Anggota Tim Penilai JTB Yuana Sutyowati, Kamis, mengatakan dalam target jangka panjang jalan tol berkelanjutan dan berkarakter, terdapat spesifikasi kearifan lokal yang berbeda-beda, dan perlu dimunculkan oleh setiap daerah sebagai ikon.
“Misalnya seperti di Bali dengan jalan layang membelah laut, ikon dan ciri khas ada mangrove, maka di Aceh ini juga silahkan digali apa yang berkarakter dan ikon kearifan lokal,” kata Yuana di Aceh Besar.
Yuana menjelaskan Kementerian PUPR memang fokus dalam pembangunan infrastruktur, namun tetap memunculkan unsur keindahan dan kenyamanan.
Menurut dia, Aceh memiliki banyak keunikan, mulai dari syariah islam, produk unggulan daerah, etnis, kuliner, lingkungan serta budaya, namun potensi tersebut perlu pengembangan dengan optimal.
Ia menyebutkan Kementerian PUPR terus melakukan penilaian kepada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dalam beroperasi dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan jalan tol untuk kepentingan masyarakat.
Penilaian dilakukan terhadap kualitas layanan jalan tol dan rest area berkelanjutan itu sejalan dengan Permen PUPR nomor 16 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol serta Permen PUPR nomor 28 tahun 2021 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) pada Jalan Tol.
“Maka kami mengharapkan ada beberapa ruas yang menjadi ikon dan bisa menjadi sesuatu yang dibanggakan,” kata Yuana.
Secara garis besar, kata Yuana, penilaian dilakukan terhadap standar pelayanan minimal yang harus terpenuhi meliputi, keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan pengguna ruas tol.
Sedangkan tema pada tahun ini, penilaian dilakukan pada tol yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Untuk tol Sibanceh, lanjut dia, beberapa lokasi jalan tol sudah memenuhi kelengkapan penghijauan dengan adanya tanaman hias dan tanaman teras, sehingga dapat terus dikembangkan di lokasi-lokasi lain.
“Di sini juga sudah ada LED yang diterapkan sebagai sarana penerangan, maka ke depan kami dorong untuk penggunaan solar cell yang bisa dilakukan secara bertahap,” katanya.
Selain itu, penilaian juga dilakukan terhadap rest area atau tempat istirahat sebagai faktor pendukung sesuai dengan yang disyaratkan oleh aturan Kementerian PUPR.
“Beberapa ruas tol sudah selesai pembangunan, saat ini sedang melengkapi untuk penghijauan, dan perlengkapan lainnya serta sedang pemantapan untuk pembangunan rest area di KM 54,” katanya.
Sementara itu, Branch Manajer Tol Sibanceh PT Hutama Karya Jarot Seno Wibawa mengatakan pihaknya akan terus berupaya melahirkan gagasan dalam upaya meningkatkan pelayanan bagi pengguna jalan tol Sibanceh.
Kata Jarot, PT Hutama Karya sebagai BUJT telah mendengar semua masukan dari Tim Penilaian JTB Kementerian PUPR, dan akan menindaklanjuti secara bertahap, untuk tujuan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
“Saat ini kita masih menggali, mungkin di Aceh banyak hal ikonik seperti warung kopi, tempat nongkrong, secara budaya juga, nanti kita coba gali, sehingga pengguna tidak saja nyaman di ruas jalan, tapi juga nyaman di rest area,” katanya.
Tim penilai Kemen PUPR harap tol Sibanceh punya ikon kearifan lokal
Kamis, 20 Oktober 2022 16:51 WIB