Kualasimpang (ANTARA Aceh) - Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mendesak Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang segera membentuk tim pengawasan eksternal untuk verifikasi faktual terhadap penerima manfaat program bantuan benih padi tahun 2016.
Ketua KTNA Aceh Tamiang Hendra Vramenia, SH kepada wartawan di Kualasimpang, Minggu menyatakan, pengawasan eksternal diperlukan agar bantuan benih padi itu benar-benar sampai kepada yang berhak menerima.
Tim tersebut dibentuk terdiri dari unsur masyarakat, seperti datok penghulu (tokoh masyarakat), Babinsa, asosiasi petani dan organisasi induk petani serta elemen lainnya yang dianggap perlu.
Hendra menyatakan hal itu terkait terungkapnya pemalsuan benih padi bantuan pemerintah untuk petani di Desa Krueng Sikajang, Kecamatan Manyak Panyed, Kabupaten Aceh Tamiang, tiga hari lalu oleh pihak berwajib.
Ia menyatakan, tim tersebut bertugas melakukan verifikasi faktual terhadap kelompok tani dan petani penerima manfaat program padi inbrida dan program padi hybrida sumber dana APBN.
Pada tahun 2016 Kabupaten Aceh Tamiang mendapat alokasi pengembangan padi ipbrida seluas 9.250 Ha atau setara dengan 231.250 Kg (231 ton).
Dan juga mendapat alokasi padi hybrida sebanyak 1.000 Ha atau setara dengan bantuan padi varietas Pioner PP3 sebanyak 15.000 Kg (15 ton).
"Tim pengawasan eksternal juga memastikan bahwa benih yang terdapat di kilang padi Krueng Sikajang sebanyak 14 ton dalam pengerebekan beberapa hari lalu, tidak memiliki hubungan dengan benih bantuan program inbrida untuk alokasi Kabupaten Aceh Tamiang," jelasnya.
Masih Hendra, dikatakan benih padi 14 ton yang ditemukan di kilang Krueng Sikajang pada saat pengerebekan, kuat dugaan berasal dari benih bantuan program padi inbrida Kabupaten Aceh Tamiang.
Lebih lanjut dikatakan laporan yang diterima KTNA dari beberapa kelompok tani seperti laporan kelompok Tani Lembah Hijau Kampung Krueng Sikajang terkait adanya pemotongan jumlah benih padi.
Seharusnya kelompok tani Lembah Hijau mendapatkan benih bantuan sebanyak 625 Kg untuk alokasi 25 Ha, tapi saat kelompok tani mengambil benih tersebut melalui AT Kuayan di kilang Padi Kloneng Jaya, kelompok tani Lembah Hijau hanya menerima benih padi sebanyak 500 kilogram.
Saat ditanya anggota kelompok tani kepada AT.Kuayan tentang sisa benih padi, Kuayan menjawab benih pemotongan sebayak 125 Kg digunakan untuk mengganti biaya transportasi dan biaya lainnya yang dikeluarkan pihaknya.
Begitu juga laporan yang diterima KTNA dari kelompok tani Babo Jaya Kampung Babo, Kecamatan Bandar Pusaka, diberita acara penyerahan benih bantuan yang mereka tanda tanganin sebanyak 1.000 Kg tapi benih yang mereka terima hanya 700 Kg. Alasan pemotongan sebanyak 300 Kg yang disampaikan Matri Tani kepada kelompok Babo Jaya adalah untuk mengganti biaya transportasi dan biaya lainnya yang dikeluarkan oleh pihak Matri Tani.