Kualasimpang (ANTARA Aceh) - Warga minta kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang untuk membangun jembatan baru di Desa Meurandeh, karena kondisi jembatan darurat yang menghubungkan ke daerah tersebut sudah sangat parah, sehingga sering terjadi kecelakaan jatuh ke sungai.
Kepada Desa Meurandeh, Kecamatan Manyak Payed, Musliadi ketika ditemui di desanya, Senin menyatakan, keberadaan jembatan baru yang menghubungkan ke desanya sudah sangat mendesak, karena kondisi jembatan darurat yang terbuat dari kayu sudah cukup parah.
"Baru saja warga kami jatuh ke sungai bersama sepeda motornya ketika melintasi jembatan darurat tersebut. Dan kecelakaan serupa sudah sering terjadi," katanya.
Seorang warga Desa Meurandeh, Eli Farida terjatuh ke sungai bersama sepeda motor yang dikenderainya saat melintasi jembatan darurat tersebut. Eli terjatuh akibat jembatan darurat berkonstruksi kayu sepanjang 72 meter itu kondisinya sudah mulai lapuk dan rusak parah, hingga saat ini belum mendapat perhatian secara khusus dari pemerintah.
Musliadi menjelaskan, musibah yang menimpa warganya tersebut terjadi Senin siang sekira pukul 11.00 WIB, ketika itu korban pulang berbelanja berbagai macam kebutuhan dagangan kios kelontong miliknya dari pusat pasar kecamatan Tualang Cut menuju Desa Meurandeh.
Namun, setibanya di tengah-tengah jembatan darurat itu salah satu ban sepeda motornya terperosok papan jembatan yang patah, karena tidak bisa mengimbangi beban kenderaannya sehingga korban terjatuh ke dasar sungai bersama kenderaan dan barang dagangannya yang dibawanya.
"Alhamdulillah korban selamat dan tidak mengalami luka parah, tapi barang dagangannya tidak bisa digunakan lagi termasuk juga sepeda motornya harus diperbaiki dan diperkirakan kerugiannya berkisar Rp10 juta lebih," katanya.
Lebih jauh dikatakan, jembatan beton permanen hanya dibangun adbutmennya saja bahkan sudah terlantar sekitar tahun 2012. Hingga saat ini belum ada kejelasan apakah pembangunan jembatan itu dilanjutkan atau tidak.
Ditegaskannya, akibat belum dibangunnya jembatan permanen oleh pemerintah menyebabkan masyarakat sekitar Desa Meurandeh bak daerah terisolir, karena jembatan daruratnya hanya bisa dilalui sepeda motor.
"Kalau ada warga yang sakit harus ditandu melintasi jembatan kemudian baru bisa dibawa menggunakan ambulans," sebut Musliadi.
Oleh karena itu, dirinya bersama masyarakat sangat mengharapkan Pemerintah Aceh Tamiang dan DPRK untuk segera mencarikan solusi sehingga jembatan permanen atau jembatan baily bisa dibangun dalam tahun 2016.
"Sekarang untuk membawa masuk barang kebutuhan pokok, hasil perikanan dan pertanian warga harus melangsirnya," kata Musliadi.