Blangpidie (ANTARA) - Harga komoditi minyak pala di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mencapai Rp760 ribu per kilogram atau naik dari Rp650 ribu per kilogram menyusul naiknya harga di pasaran.
“Selama tiga bulan terakhir harga minyak pala bergerak naik dan ini tidak terlepas dengan meningkatnya permintaan di pasaran,” kata pedagang pengumpul minyak pala dan nilam wilayah Barat-Selatan, Aceh, H Bustami di Blangpidie, Kamis.
Ia menjelaskan harga tampung di tingkat distributor di Medan, Sumatera Utara juga tinggi terhadap minyak pala asal kabupaten itu.
Hal senada juga disampaikan Muhibuddin, pedagang pengumpul biji Pala asal Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Selatan.
Ia menambahkan, apabila harga minyak Pala naik secara otomatis harga buah (biji) mentah juga alami kenaikan di tingkat petani di pedesaan.
"Biji pala mentah kami tampung seharga Rp22 ribu -Rp23 ribu per kilogram. Kalau pala kering lebih tinggi, yakni Rp60 ribu - Rp63 ribu per kilogram,” katanya.
Petani di Kabupaten Abdya kini sedang giat menanam tanaman Pala seiring tingginya harga pembelian komoditi tersebut.
Disamping harga tinggi, petani di daerah berjulukan Bumoe Breuh Sigupai ini mulai bergairah menanam Pala lantaran telah hilangnya hama ganas setelah sepuluh tahun terakhir menyerang komoditas andalan daerah tersebut.
"Alhamdulillah, hama ganas menyerang tanaman pala milik petani di kawasan pegunungan kini sudah mulai hilang," kata Kamaruddin warga Desa Ie Lhob, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya
Kamaruddin yang juga Ketua Kelompok Tani "Sabe Sabena" itu menjelaskan, sebelumnya ribuan hektare tanaman pala milik petani di kawasan pegunungan Kabupaten Abdya mati secara tiba-tiba akibat di serang hama penggerek batang.
Hama ganas tersebut tidak hanya menyerang tanaman pala yang telah berumur puluhan tahun, juga tanaman pala berusia muda.