Aceh Selatan (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Hendri Yono menyerap aspirasi masyarakat di Kabupaten Aceh Selatan dalam reses atau masa istirahat pemberhentian persidangan di parlemen.
"Reses kami lakukan selain silaturahmi juga untuk mengetahui kondisi dan keluhan masyarakat di daerah pemilihan," kata Hendri Yono di Aceh Selatan, Minggu
Sebelumnya, Anggota DPRA Hendri Yono menggelar Reses I 2023 di Desa Batee Tunggai, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan, Sabtu (10/2). Reses dihadiri masyarakat dari berbagai kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan.
"Selaku wakil rakyat, tentu ini sudah menjadi tugas dan kewajiban bagi kami untuk mendengar Aspirasi dari masyarakat, serta mengetahui persoalan yang terjadi di daerah," kata Hendri Yono.
Hendri Yono juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat. Dirinya tidak mungkin bisa duduk di DPR Aceh untuk periode kedua kalau tidak ada dukungan masyarakat.
Dalam kegiatan reses tersebut, Hendri Yono banyak menerima keluhan masyarakat seperti persoalan pariwisata Tingkat Tujuh di Tapaktuan hingga adanya masalah rumah ibadah yang belum tuntas atau masih memerlukan pembangunan secara fisik.
Pansurna, warga Desa Kapa Seusak, Kecamatan Trumon Timur, menyampaikan sengketa lahan hak guna usaha (HGU) antara PT Asdal Prima Lestari dengan masyarakat yang belum tuntas dalam pertemuan dengan wakil rakyat tertersebut.
"Selain sengketa lahan, kami juga berharap penyelesaian konflik satwa dilindungi seperti gajah dan harimau, sehingga tidak ada lagi jatuh korban," kata Pansurna
Pansurna juga mengungkapkan di Desa Kapa Seusak belum memiliki sekolah menengah atas (SMA). Akibat, banyak anak di desa tersebut tidak bisa melanjutkan SMA ke tempat lain karena faktor ekonomi.
Menanggapi aspirasi masyarakat tersebut, Hendri Yono yang didampingi Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Selatan Zamzami, mengatakan dirinya akan memperjuangkan penyelesaian masalah yang disampaikan masyarakat tersebut.
"Kalau untuk pariwisata, yang perlu diselesaikan itu ya aksesnya dulu. Kalau aksesnya sudah bagus, maka mudah membangun sarana dan prasarana lainnya. Untuk Tingkat Tujuh di Batu Itam mungkin nanti Bumdes bisa berkonsultasi dengan kami, kalau ada beberapa hal yang tidak bisa diakomodir mungkin secara pribadi kami bisa membantu," kata Hendri Yono.
Menyangkut pembangunan masjid, Hendri Yono mengatakan sudah ditindaklanjuti melalui pokok pikiran dirinya selaku Anggota DPRA
"Usulan terkait sarana ibadah seperti masjid, saya bantu dengan cepat, agar bisa terealisasi," kata Hendri Yono.
Selanjutnya, terkait sengketa HGU antara PT Asdal Prima Lestari dengan masyarakat Kecamatan Trumon Timur, Hendri Yono mengatakan dirinya tidak memiliki kewenangan. Namun demikian, dirinya akan menyampaikan persoalan tersebut kepada para pihak terkait.
"Saya kira kalau persoalan ini pemerintah wajib menyelesaikan karena ada beberapa kriteria dari perusahaan belum terpenuhi seperti lahan dan banyaknya masyarakat yang harus berurusan dengan pihak kepolisian," kata Hendri Yono.
Untuk masalah konflik satwa dilindungi dengan masyarakat, Hendri Yono mengatakan akan berkonsultasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
"Kita berharap BKSDA dapat menyelesaikan persoalan konflik antara satwa dilindungi dengan masyarakat di Kabupaten Aceh Selatan ini, sehingga tidak memakan korban lagi," pungkas Hendri Yono.