Meulaboh (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMTSP) Kabupaten Aceh Barat mencatat telah menerbitkan 2.376 perizinan selama 2022.
“Banyaknya perizinan yang kita terbitkan ini karena banyaknya masyarakat yang melakukan kegiatan berusaha di Aceh Barat,” kata Kepala DPMTSP Kabupaten Aceh Barat, Edy Juanda di Meulaboh, Sabtu.
Dari total 2.376 izin yang sudah diterbitkan, kata dia, terdiri dari 2.222 izin atau sebesar 93,5 persen diproses melalui aplikasi perizinan elektronik secara daring, dan 154 izin lainnya atau sebesar 6,5 persen diproses secara manual.
Baca juga: Realisasi investasi di Aceh Barat naik 245 persen dari pertambangan
Ada pun perizinan yang diproses secara daring tersebut terdiri dari layanan e-perizinan sektor umum yang diproses melalui OSS RBA (Online Single Submission Risk Based Approach), kemudian layanan e-perizinan sektor kesehatan, kelautan dan perikanan, pendidikan dan Kominfo melalui aplikasi Sicantik Cloud.
Serta layanan e-perizinan sektor aplikasi PUPR diproses melalui Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung (SIMBG), katanya.
Ada pun perincian perizinan yang sudah diterbitkan tersebut terdiri dari perizinan berusaha sebanyak 1.335 izin terdiri dari perizinan multi sektoral sebanyak 1.072 izin dan izin kelautan dan perikanan (BPKP, SIPI, SIKIP, SIUP) sebanyak 263 izin.
Kemudian perizinan berusaha sebanyak 1.041 perizinan terdiri dari sektor kesehatan sebanyak 907 izin, sektor pendidikan sebanyak 34 izin, Kominfo sebanyak 15 izin, serta PUPR sebanyak 85 izin.
Edy Juanda juga menambahkan pada 2021, jumlah perizinan yang diterbitkan melalui aplikasi sebanyak 1.306 izin terdiri dari 1.013 perizinan atau sebesar 77,6 persen yang diproses melalui aplikasi, dan sebanyak 293 izin atau sebesar 22,4 persen yang diproses secara manual.
“Jika dibandingkan antara 2021 dan 2022, ada kenaikan penerbitan perizinan yang naik 82 persen selama kurun waktu satu tahun,” katanya.
Pada 2023, pihaknya berharap penerbitan perizinan akan semakin bertambah, sehingga diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Aceh Barat, kata Edy Juanda.
Baca juga: Bisnis dengan asing jangan sampai rusak budaya bangsa