Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Pemilih difabel di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, meminta kepada Komisi Indepeden Pemilihan (KIP) setempat, untuk memberikan sosialisasi tentang proses pemilihan dan pengunaan hak pilih dalam pilkada.
Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kota Lhokseumawe Tengku Hasbullah, Minggu mengatakan, bahwa hingga kini pihak KIP Kota Lhokseumawe, belum memberikan sosialisasi kepada kelompok difabel tentang proses pemilihan kepala daerah.
Untuk informasi terkait Pilkada, sebagaimana disebutkan oleh Hasbullah, informasinya lebih banyak diperoleh dari media massa dan dari mulut kemulut. Sedangkan informasi langsung dari pihak penyelenggara pemilu tidak ada.
Oleh karena itu, pihaknya sangat mengharapkan kepada pihak penyelenggara pemilu, supaya memberikan sosialisasi kepada pihak kelompok difabel, terutama kepada kelompok difabel tuna netra.
Karena kelompok difabel tuna netra, memiliki keterbatasan pada penglihatan, sehingga membutuhan perhatian khusus terhadap pengunaan hak pilih.
"Sudah mata kami buta, buta pula informasi tentang proses pemilihan, hasilnya nanti tentu konyol," ucap Hasbullah.
Karena, menurut Hasbullah, tuna netra beda dengan kaum tuna lainnya. untuk kaum tuna lainnnya, mereka masih dapat melihat tentang apa yang mereka pilih. Tapi bagi kami tuna netra, tidak bisa melihatnya tentang apa dan siapa yang dipilih dan bagaimana memilihnya. Hal itu yang diminta diajarkan oleh KIP kepada kami, kaum tuna netra, ujar Hasbullah.
Lebih lanjut Ketua Pertuni cabang Kota Lhokseumawe itu mengatakan, bahwa KIP Harus segera memberikan sosialisasi kepada kelompok difabel terhadap penggunaan hak pilih untuk Pilkada 2017.
Sementara itu, berdasarkan keterangan resmi dari Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Lhokseumawe, menyebutkan, setelah melalui pendataan di desa-desa, secara keseluruhan jumlah pemilih Difabel di Kota Lhokseumawe sebanyak 136 orang.
Dengan rincian sebagai berikut, Tuna Grahita (cacat fisik dan mental), yaitu sebanyak 43 orang, Selanjutnya disusul oleh Tuna Daksa (cacat Tubuh) sebanyal 42 orang, Tuna Rungu/ wicara (tidak bisa bicara dan kurang kemampuan mendengar) adalah sebanyak 25 orang, Tuna Netra (cacat penglihatan) adalah sebanyak 14 orang dan penyandang disabilitas lainnya adalah sebanyak 12 orang.