Banda Aceh (ANTARA) - Setiap tahunnya saat peringatan Nuzulul Qur'an yang jatuh pada 17 Ramadhan, warga Gampong Beurawe Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh memiliki kebiasaan merayakannya dengan tradisi kenduri kuah beulangong.
Tahun ini terdapat sebanyak 12 belanga kuah beulangong, gulai khas Aceh berbahan baku utama daging sapi disertai nangka muda dan pisang kepok yang akan disajikan sebagai menu berbuka puasa bersama di masjid.
"Alhamdulillah di tahun ini bisa kita sajikan 12 belanga kuah beulangong untuk berbuka di masjid dan kita bagikan kepada penyumbang," kata Sekretaris Gampong Beurawe, Muhammad Al-Kautsar, di Banda Aceh, Sabtu.
Baca juga: Masjid Al-Furqan Beurawe dan tradisi berbagi kanji rumbi saat Ramadhan
Tradisi kenduri kuah beulangong ini sudah berjalan sejak lama di Gampong Beurawe dan dilaksanakan berbarengan dengan kegiatan Tammah Daruh atau Khatam Al-Qur'an yang akan digelar usai salat tarawih nantinya.
"Masyarakat yang selama ini tadarus di masjid akan menyelesaikan baca Al-Qur'an pada malam ini setelah tarawih," ujarnya.
Kautsar bercerita bahwa ada lima puluh orang panitia disiapkan untuk memasak kuah beulangong ini di halaman belakang Masjid Al-Furqan Beurawe. Berbagai peralatan dan bahan masakan sudah disiapkan sejak malam hari.
"Tadi malam kita sudah sembelih satu ekor sapi dan menyiapkan berbagai alat masak," katanya.
Kemudian, saat matahari naik pukul 10.00 WIB, aktivitas memasak gulai sapi di dalam belanga besar itu pun dimulai. Dua jam kemudian, asap membumbung dari tiap belanga, aroma wangi rempah daun temurui dan serai pun yang larut dalam kuah mendidih itu pun akan dapat tercium.
Baca juga: Ranub mameh, jajanan khas Aceh yang kaya khasiat
Sang juru masak, Zulkarnain yang oleh masyarakat akrab disapa Bang Joel, mengatakan masing-masing belanga tersebut berisi 20 kg daging sapi dan 5 kg tulang, totalnya kira-kira ada 240 kg daging sapi dan 60 kg tulang yang dimasak dalam 12 belanga kuah beulangong tersebut.
"Dengan jumlah segitu, satu beulanga gulai sapi khas Aceh ini dapat dinikmati untuk sekitar 60 sampai 70 orang," katanya.
Secara keseluruhan, terdapat sekitar 840 warga Gampong Beurawe yang menyantap kuah beulangong saat berbuka puasa pada 17 Ramadhan.
Tradisi kuah beulangong ini sudah menjadi tradisi yang melekat bagi masyarakat Aceh tak terkecuali warga Gampong Beurawe untuk merayakan momentum-momentum keagamaan, seperti Nuzulul Qur'an.
Selain Nuzulul Qur'an, tradisi kenduri kuah beulangong di Gampong Beurawe juga digelar pada peringatan kelahiran nabi terakhir, Muhammad SAW.
Baca juga: Lemang, makanan khas yang masih jadi idola masyarakat Aceh saat Ramadhan