Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Pembangunan jalan tembus mulai Keude Trumon, Kabupaten Aceh Selatan hingga Kuala Baru, Kabupaten Aceh Singkil sepanjang 59 Km diharapkan mendongkrak pertumbuhan ekonomi rakyat karena jarak tempuh ke dua daerah itu mulai dekat.
Sekretaris Daerah Aceh Selatan, H Nasjuddin kepada wartawan di Tapaktuan, Senin menyatakan, keberadaan jalan tersebut sangat berguna bagi masyarakat ke dua daerah karena akan lebih dekat.
Sebelumnya jarak tempuh dari Singkil ke Aceh Selatan maupun sebaliknya melalui Kota Subulussalam memakan waktu sekitar 5 hingga 6 jam. Jika melalui Kuala Baru - Keude Trumon hanya 2 jam perjalanan menggunakan mobil, kata Nasjuddin.
Berdasarkan hasil tinjauan langsung pihaknya bersama sejumlah pejabat Kepala Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK), Minggu (25/12), sambung Nasjuddin, Pemerintah Aceh melalui dinas terkait telah merampungkan pembangunan jalan tembus dari Keude Trumon hingga ke Kemukiman Bulohseuma, Kabupaten Aceh Selatan sepanjang 35 Km.
Sedangkan jalan tembus dari Bulohseuma - Kuala Baru, Aceh Singkil sepanjang 24 Km lagi sedang dalam proses pengerjaan.
"Berdasarkan pantauan di lapangan, meskipun di sepanjang badan jalan mulai Keude Trumon hingga Bulohseuma yang telah selesai dikerjakan masih terdapat beberapa titik mengalami kerusakan, tapi tidak sampai menghambat perjalanan kami menggunakan mobil double cabin," ujar dia.
Sedangkan pembukaan jalan baru dari Bulohseuma sampai Kuala Baru, Singkil sepanjang 24 Km saat ini proses pengerjaannya sedang berlangsung, tambah Nasjuddin.
Bukti ruas jalan tersebut sangat didamba-dambakan masyarakat setempat, kata dia, meskipun pembangunan jalan dari Bulohseuma - Kuala Baru sedang dalam proses pengerjaan tapi masyarakat dari ke dua wilayah dimaksud sudah ramai yang lalu lalang melintas menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.
Bahkan, ujarnya, selama melakukan peninjauan ke lapangan pihaknya sempat menjumpai satu mobil bak terbuka sedang mengangkut sayur-sayuran dari Trumon untuk di pasarkan di Bulohseuma hingga ke Kuala Baru, Singkil.
"Ini merupakan salah satu bukti bahwa dengan telah adanya akses jalan tembus sangat membantu petani setempat memasarkan hasil produksi pertaniannya," ucap Nasjuddin.
Karena itu, pihaknya berharap kepada Pemerintah Aceh segera melanjutkan program pembangunan jalan tembus dari Keude Trumon - Kuala Baru, Singkil tersebut pada tahun anggaran 2017, sehingga kondisi badan jalan sekarang ini masih dalam tahap pembukaan jalan baru, dapat ditingkatkan lagi ke tahap pengerasan hingga pengaspalan hotmix.
"Dari hasil peninjauan langsung ini akan kami laporkan ke Pemerintah Aceh supaya program pembangunan jalan tembus Keude Trumon - Kuala Baru menjadi program skala prioritas mereka untuk dituntaskan segera dalam tahun 2017 atau paling lambat hingga tahun 2018, sehingga masyarakat setempat segera terbebas dari kondisi keterisoliran," kata Nasjuddin.
Dia menambahkan, dalam kunjungan ke Kemukiman Bulohseuma, Kecamatan Trumon dalam rangka melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pelaksanaan proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Pendidikan tersebut pihaknya juga sekaligus menyempatkan diri meninjau tugu tapal batas antara Aceh Selatan dengan Aceh Singkil yang terbuat dari semen di pinggir pantai Desa Kuala Baru, Aceh Singkil.
Dalam peninjauan tapal batas ini, tim Pemkab Aceh Selatan turut serta membawa Kepala Mukim dan tokoh-tokoh masyarakat Bulohseuma termasuk Sekretaris kecamatan (Sekcam) Trumon yang berdomisili di Bulohseuma.
Berdasarkan pantauan di lapangan, kata Nasjuddin, tugu tapal batas yang dibangun puluhan tahun silam tersebut masih terlihat berdiri utuh meskipun telah tertutupi semak belukar.
Meskipun demikian, kata dia, pihaknya berencana akan merenovasi dan bahkan akan membangun gapura serta pos yang dilengkapi dengan tempat istirahat masyarakat yang melintas.
Namun karena wilayah tersebut masuk ke dalam Kawasan Hutan Konservasi Suaka Margasatwa Rawa Singkil, maka program tersebut harus mendapat persetujuan dan dikoordinasikan dengan pihak terkait.
"Program ini akan kami laporkan kepada Bupati Aceh Selatan. Jika beliau berkanan serta rencana itu mendapat persetujuan dari instansi terkait maka ke depannya di lokasi tersebut akan dibangun gapura dan pos tempat beristirahat sebagai tanda perbatasan antara Aceh Selatan dengan Aceh Singkil," ungkapnya.