Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) menegaskan bahwa tahun ini pihaknya fokus pada peningkatan eksplorasi hulu migas di tanah rencong, salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan penambahan wilayah kerja.
"BPMA terus menggencarkan kegiatan eksplorasi hulu migas, dengan penambahan wilayah kerja di tahun 2023 ini," kata Kepala BPMA Teuku Mohamad Faisal, di Banda Aceh, Rabu.
Faisal menyampaikan, langkah yang telah dilakukan tahun ini yaitu sudah melaksanakan penandatanganan dua kontrak kerja sama.
Baca juga: Aceh teken kontrak kerja sama migas blok wilayah Bireuen-Sigli
Pertama dengan Conrad Asia Energy Ltd untuk wilayah kerja offshore north west Aceh/ONWA (blok Meulaboh) dan offshore south west Aceh/OSWA (blok Singkil) pada Januari 2023 lalu, dan kemarin bersama PT Aceh Energi untuk wilayah kerja Bireuen-Sigli.
Wilayah kerja ONWA dan OSWA tersebut berada di fore arc basin atau daerah yang sangat sedikit sekali kegiatan eksplorasi yang dilakukan di kawasan perairan barat selatan Aceh itu.
Luasan wilayah kerja OSWA sebesar 8.200 km2 dan ONWA seluas area 9.200 km2 dengan risiko geologi rata-rata moderate to high risk, khususnya di migration
dan keberadaan source rock.
Kegiatan joint study terhadap kedua blok migas tersebut juga telah dilaksanakan pada 2019 dan berakhir pertengahan 2020.
Kemudian, kata Faisal, untuk wilayah kerja Bireun-Sigli dengan PT Aceh Energi tersebut berlokasi di on shore dengan luasan wilayah 4,845.02 km2 dan signature bonus sebesar USD 1,000,000.
"Adapun komitmen pasti selama tiga tahun pertama kontrak kerja sama itu berupa studi geologi dan geofisika, akuisisi dan seismik processing 2D dan satu sumur eksplorasi dengan total komitmen pasti sebesar USD 36,000,000," ujarnya.
Faisal menyebutkan, penandatanganan kontrak kerja sama PT Aceh Energi ini tentunya menambah kegiatan eksplorasi di Aceh dengan harapan menemukan cadangan migas
yang baru.
Selain itu, langkah ini juga menunjukkan bahwa wilayah Aceh masih menjadi salah satu provinsi yang menjadi daya tarik para investor dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi di industri hulu migas Aceh.
"Kegiatan eksplorasi, lanjut Faisal, merupakan proses awal pengumpulan data sebagai tindak lanjut untuk melihat nilai ekonominya. Jika hasilnya bagus maka baru dapat direalisasikan produksi dan dikomersialkan," demikian Mohammad Faisal.